Kelompok Houthi Perintahkan Warga AS dan Inggris Segera Tinggalkan Yaman
Jet tempur Amerika Serikat lepas landas dari kapal induk ke sasaran kelompok Houthi. (Twitter/@CENTCOM)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Houthi di Yaman memerintahkan staf Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang bekerja untuk PBB dan organisasi kemanusiaan di ibu kota Sanaa, untuk meninggalkan negara itu dalam waktu satu bulan, menurut sebuah dokumen dan seorang pejabat Houthi mengatakan pada Hari Rabu.

Keputusan tersebut menyusul serangan yang dilakukan Amerika Serikat dan Inggris, dengan dukungan dari negara-negara lain, terhadap sasaran militer kelompok yang bersekutu dengan Iran itu, menyusul serangan yang mereka lakukan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah yang dikatakan terkait dengan Israel.

"Kementerian ingin menekankan bahwa Anda harus memberi tahu para pejabat dan pekerja dengan kewarganegaraan AS dan Inggris, untuk bersiap meninggalkan negara ini dalam waktu 30 hari," demikian isi surat yang dikirim oleh Kementerian Luar Negeri Houthi kepada penjabat koordinator kemanusiaan PBB di Yaman, Peter Hawkins, dilansir dari Reuters 25 Januari.

Surat itu juga memerintahkan organisasi asing untuk tidak mempekerjakan warga negara Amerika dan Inggris untuk operasi Yaman.

Perunding utama Houthi Mohammed Abdulsalam mengkonfirmasi keaslian surat itu kepada Reuters. Sementara. kantor Hawkins, yang merupakan warga negara Inggris, tidak menanggapi permintaan komentar.

Terpisah, Kedutaan Besar Amerika mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka mengetahui laporan tentang surat tersebut tetapi "tidak dapat berbicara atas nama PBB atau organisasi kemanusiaan di Yaman, mengenai apa yang mungkin mereka terima dari ‘pihak berwenang’ Houthi".

Sedangkan Kedutaan Besar Inggris mengatakan stafnya belum diberitahu untuk pergi dan misi tersebut berhubungan erat dengan PBB mengenai masalah ini.

"PBB memberikan bantuan penting kepada rakyat Yaman melalui jalur laut yang membahayakan Houthi," kata misi Inggris di Yaman dalam sebuah pernyataan.

"Tidak boleh ada tindakan yang menghalangi kemampuan mereka untuk melaksanakannya," tambahnya.

Gerakan Houthi menguasai sebagian besar wilayah Yaman setelah hampir satu dekade berperang melawan koalisi yang didukung AS dan Saudi. Perang telah berubah menjadi kebuntuan "tanpa perang, tanpa perdamaian: karena sebagian besar pertempuran telah berhenti, namun kedua belah pihak telah gagal memperbarui secara resmi gencatan senjata yang ditengahi PBB.

Diketahui, Pemerintah AS pekan lalu juga memasukkan kelompok Houthi ke dalam daftar kelompok teroris ketika Washington berupaya membendung serangan terhadap pelayaran internasional di Laut Merah.

Kelompok Houthi mengatakan serangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap Palestina, ketika Israel membombardir Gaza.

Pesawat tempur, kapal dan kapal selam Amerika dan Inggris telah melancarkan puluhan serangan udara di seluruh Yaman, sebagai pembalasan atas serangan Houthi ketika kapal kontainer terpaksa beralih dari Laut Merah, rute pengiriman tercepat dari Asia ke Eropa.

Pasukan AS dan Inggris pada hari Selasa menargetkan situs penyimpanan bawah tanah Houthi serta kemampuan rudal dan pengawasannya, kata Pentagon.

Terkait