Bagikan:

JAKARTA - Kelompok Politik dan Militer Yaman, Houthi terus akan mengincar kapal-kapal Israel ataupun kapal-kapal yang menuju Palestina. Pernyataan tersebut usai ada ancaman target serangan udara dari AS-Inggris.

"Serangan Zionis Amerika dan Inggris terhadap Yaman adalah brutal dan serangan kriminal yang tidak bisa dibenarkan, pelanggaran nyata atas semua hukum, dan mereka akan membayar mahal," ujar Ketua Dewan Politik Tertinggi Houthi, Mahdi al-Mashat mengutip Antara.

Seperti dilaporkan kantor berita Yaman, Saba, al-Mashat menekankan komitmen Houthi untuk "mencegah kapal-kapal Israel atau yang menuju Palestina yang diduduki terlepas dari agresi Zionis Amerika dan Inggris terhadap rakyat Yaman.”

"Darah rakyat Yaman berharga dan balas dendam kami tidak akan berkurang," ujar Mashat, seraya menambahkan bahwa tindakan Amerika Serikat dan Inggris "tidak akan menghalangi Yaman dari posisinya mendukung Palestina.”

Militer AS dan Inggris pada Kamis (11/1) meluncurkan serangan terhadap Houthi dengan menargetkan wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman.

Menurut Gedung Putih --kantor presiden AS-- tindakan tersebut merupakan "balasan atas serangan Houthi yang ilegal, berbahaya, dan mengganggu kestabilan atas kapal-kapal, termasuk pelayaran komersial yang melewati Laut Merah.

Militer AS dan Inggris, kata Gedung Putih, melakukan serangan gabungan berdasarkan hak pertahanan diri individu dan kolektif, sesuai dengan Piagam PBB, terhadap beberapa sasaran di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.

Gedung Putih menyebutkan bahwa serangan gabungan itu didukung oleh Belanda, Kanada, Bahrain, dan Australia.

Houthi mengatakan pihaknya menyerang kapal-kapal komersial yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, setelah militer Israel melancarkan gempuran militer tanpa henti di Gaza pascaserangan Hamas pada 7 Oktober.