Bagikan:

JAKARTA - Iran menyita sebuah kapal tanker yang membawa minyak mentah Irak dengan tujuan Turki pada Hari Kamis sebagai pembalasan atas penyitaan kapal dan minyak Teheran pada tahun lalu oleh Amerika Serikat, lapor media pemerintah Iran, tindakan yang dapat memicu ketegangan regional.

Kapal yang disita merupakan Kapal St. Nikolas dan berbendera Kepulauan Marshall. Penyitaan itu bertepatan dengan peningkatan serangan militan Houthi di rute pelayaran Laut Merah.

"Setelah pencurian minyak Iran oleh Amerika Serikat tahun lalu, kapal tanker St Nikolas disita oleh Angkatan Laut Iran pagi ini dengan perintah pengadilan, sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Iran," lapor Fars mengutip pernyataan Angkatan Laut, seperti melansir Reuters 12 Januari.

Sementara itu, penyusup bersenjata menaiki kapal St Nikolas saat kapal tersebut berlayar dekat Kota Sohar di Oman, kemudian sistem pelacakan AIS-nya dimatikan saat kapal tersebut menuju ke arah pelabuhan Bandar-e-Jask di Iran, menurut, perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey.

"Komunikasi dengan kapal tanker minyak, St Nikolas, di bawah bendera Kepulauan Marshall dan dimiliki oleh pemilik kapal Yunani Empire Navigation telah terputus sekitar pukul 06:30 pada 11 Januari di perairan Oman," kilang minyak Turki Tupras (TUPRS.IS) mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan melalui email, membenarkan pihaknya telah membeli kargo tersebut dari pemasar pemerintah Irak, SOMO.

"Insiden ini tidak berdampak pada operasi kilang kami," tambahnya.

Kapal tersebut memuat sekitar 145.000 metrik ton minyak di Pelabuhan Basra Irak, menuju ke Aliaga di Turki barat melalui Terusan Suez, kata Empire Navigation kepada Reuters. Dikatakan, pihaknya kehilangan kontak dengan kapal yang diawaki oleh 19 awak termasuk 18 warga negara Filipina dan satu warga negara Yunani.

Nun jauh terpisah di Washington D.C, Pentagon mengatakan pasukan Iran secara tidak sah menaiki kapal St Nikolas di Teluk Oman, memaksanya mengubah arah menuju perairan teritorial Iran.

Pun demikian dengan Gedung Putih yang juga mengutuk penyitaan kapal tersebut.

"Tidak ada pembenaran apa pun untuk menyitanya, tidak ada alasan apa pun. Mereka harus melepaskannya," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.

AS merebut kapal St Nikolas tahun lalu dalam operasi penegakan sanksi, ketika kapal tersebut berlayar dengan nama berbeda, Suez Rajan. Iran memperingatkan AS bahwa tindakan tersebut "tidak akan dibiarkan begitu saja"