JAKARTA - Jalur Gaza akan dikelola oleh warga Palestina, setelah ancaman kelompok radikal dihilangkan, kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
"Warga Palestina tinggal di Gaza dan oleh karena itu rakyat Palestina akan memerintah Gaza di masa depan," ujarnya seperti melansir TASS 16 Januari.
"Otoritas pemerintahan di Gaza di masa depan harus muncul dari dalam Jalur Gaza, didasarkan pada aktor-aktor yang tidak bermusuhan dengan Negara Israel," lanjutnya.
"Akhir dari kampanye militer harus didasarkan pada kebijakan," tandas Menhan Gallant.
Menhan Gallant juga mencatat, "keragu-raguan politik dapat merugikan kemajuan operasi militer".
"Saya sudah menyampaikan rencana ke kabinet. Tugas kabinet dan pemerintah membahas rencana tersebut seperti rencana lainnya, dan menentukan tujuannya,” ujarnya tanpa merinci lebih lanjut.
Sebelumnya, Menhan Gallant meminta Pemerintah Israel pada tanggal 14 Januari, untuk mengambil langkah-langkah untuk memperkuat posisi Otoritas Nasional Palestina di Tepi Barat untuk melawan gerakan Hamas, yang telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.
Awal tahun ini, Menhan Gallant mengatakan warga sipil Gaza akan mengatur masalah sipil di wilayah itu, sementara kontrol keamanan tetap oleh Israel, setelah tujuan kampanye militer di wilayah kantong Palestina itu tercapai.
"Tidak akan ada kehadiran warga sipil Israel di Jalur Gaza setelah tujuan perang tercapai," kata Menhan Gallant, dikutip dari The Times of Israel.
BACA JUGA:
"Penduduk Gaza adalah orang Palestina, oleh karena itu badan-badan Palestina akan bertanggung jawab dengan syarat tidak ada permusuhan terhadap Israel," tegasnya.
Sedangkan mengenai siapa yang akan mengelola keamanan Gaza setelah perang, menteri pertahanan mengatakan Israel tidak akan membiarkan Hamas menguasai Gaza, atau menimbulkan ancaman keamanan terhadap warganya. Oleh karena itu, mereka akan mempertahankan kebebasan bertindak operasionalnya di Gaza.