Komersialisasi Mimpi Macam Inception Bisa jadi Nyata setelah Penelitian Terbaru soal Lucid Dream

JAKARTA - Untuk pertama kalinya, seseorang yang tengah menjalani lucid dream melakukan komunikasi dua arah dengan dunia luar. Aktivitas ini dilakukan dalam sebuah penelitian, antara ilmuwan dengan relawan.

Ilmuwan dari Universitas Northwestern dan sejumlah institusi di Eropa itu melakukan obrolan dengan relawan lucid dream. Komunikasi itu dilakukan dalam waktu yang aktual atau real-time.

Dilaporkan Motherboard, tak hanya mengobrol, para ilmuwan juga mengajukan pertanyaan-pertanyan. Dan para relawan yang tengah lucid dream itu memberi jawaban dalam bentuk gerakan mata tertentu.

Para ilmuwan menyebut ini sebagai perkembangan penting yang tak biasa. Temuan ini dapat membantu para ilmuwan mencapai tingkat wawasan baru tentang struktur dan konten di dalam lucid dream.

Dan yang lebih visioner, penelitian ini akan menerobos batas baru untuk teknologi, hiburan, dan bahkan komersialisasi mimpi. Seperti film Inception, begitu hasil ini digambarkan.

Dua kedipan mata

Lucid dream adalah keanehan psikologis yang telah lama menarik perhatian para ilmuwan. Dalam film, kita bisa menemukan fenomena ini digambarkan lewat film Inception dan The Matrix.

"Ada penelitian tentang pemimpi lucid dream yang berkomunikasi di luar mimpi dan juga mengingat untuk melakukan tugas," kata penulis utama dan peneliti Northwestern, Karen Konkoly.

“Tapi hanya ada sedikit penelitian tentang rangsangan yang masuk ke dalam mimpi sadar,” tambahnya.

Relawan lucid dream dalam penelitian yang diterbitkan jurnal Current Biology itu mampu berkomunikasi dengan para ilmuwan lewat gerakan mata. Reaksi itu mereka tunjukkan ketika menanggapi pertanyaan, bahkan soal matematika.

Suara dalam mimpi

Para relawan lucid dream melaporkan mendengar suara para peneliti seperti narator tanpa wujud. Mereka mengidentifikasi itu dengan jelas sebagai sesuatu yang datang dari luar mimpi mereka.

Penelitian itu juga mencatat persentase akurat bahwa para ilmuwan mampu berkomunikasi secara akurat dengan para pemimpi hingga 18 persen. 20 persen lainnya menghasilkan tanggapan yang tidak koheren.

Hal itu menunjukkan setidaknya ada beberapa bentuk komunikasi yang terjadi. “Sungguh menakjubkan duduk di lab dan mengajukan banyak pertanyaan, dan kemudian seseorang mungkin benar-benar menjawabnya,” kata Konkoly.

“Ini adalah jenis eksperimen yang langsung bermanfaat untuk dilakukan. Anda tidak perlu menunggu untuk menganalisis data Anda atau semacamnya. Anda bisa melihatnya di sana saat mereka masih tidur," tambah dia.

BERNAS Lainnya