Kembalinya Sutradara Brett Ratner yang Tidak Disambut
Brett Ratner (Instagram @brettrat)

Bagikan:

JAKARTA - Tujuh tahun setelah vakum, sutradara Brett Ratner dikabarkan berencana kembali ke Hollywood dengan film terbarunya. Pada pekan lalu, Ratner didaulat menjadi sutradara untuk film biopik tentang duo Milli Vanilli.

Milli Vanilli adalah duo pop R&B asal Jerman yang pernah mendapat Grammy Award untuk Best New Artist pada tahun 1990. Mereka adalah salah satu pelaku duo yang paling sukses di awal tahun ‘90-an sampai kasus lipsync mereka menjadi viral.

Alhasil, penghargaan Grammy Award yang mereka dapat dikembalikan dan kejadian itu menjadi perbincangan pada masanya. Selama satu dekade, Ratner sudah dihubungkan dengan biopik Milli Vanilli. Melansir Deadline, sebelumnya proyek ini akan digarap oleh The Kennedy/Marshall Company.

Proyek itu dilanjutkan setelah seluruh lagu hits Milli Vanilli seperti Girl You Know It’s True, Blame It On The Rain, dan lainnya diakuisisi dari anggota grup, Fab Morvan untuk ditampilkan dalam film. Mengingat penyutradaraan dilakukan Ratner, maka RatPac Entertainment (rumah produksi milik Ratner) akan memegang sisi produksi. Adapun, biopik ini menjadi karya terbaru sutradara 51 tahun itu setelah mengarahkan Hercules di tahun 2014.

Tetapi, kembalinya Ratner di industri film tidak disambut dengan baik. Organisasi Time’s Up yang berfokus kepada kampanye melawan pelecehan seksual bereaksi terhadap berita ini.

Organisasi Time’s Up didirikan pada 1 Januari 2018 sebagai respons dari kasus pelecehan seksual yang dilakukan Harvey Weinstein dan gerakan Me Too. Kepada TIME, banyak korban Weinstein bersuara tentang kasus tersebut dan Time’s Up menyokong para penyintas.

Pelecehan Seksual

Pada Oktober 2017, di tengah gerakan Me Too, seorang karyawan agensi bernama Melanie Kohler mengklaim Ratner atas pemerkosaan 12 tahun lalu. Keberaniannya berbicara di hadapan publik dilakukan setelah kasus Harvey Weinstein menyeruak ke permukaan. 

Beberapa bulan kemudian tepatnya pada November 2017, enam perempuan mengatakan hal yang sama kepada media Los Angeles Times. Olivia Munn menyebut sang sutradara melakukan sesuatu yang tidak pantas di lokasi syuting After the Sunset pada 2004.

Selain Munn, ada Natasha Henstridge yang berkata Ratner mengikutinya ke kamar mandi. Di bulan yang sama, aktor Elliot Page mengatakan, Ratner berkata sesuatu yang menyakitkan kepadanya di lokasi syuting X Men: The Last Stand.

“Anda harus berhubungan seks dengannya (Page) untuk menyadari dia adalah seorang gay,” ini yang dia (Ratner) katakan tentang saya ketika bertemu para pemain dan kru sebelum syuting X Men: The Last Stand. Saya masih berumur 18 tahun saat itu,” kata Page.

Aktris Anna Paquin mengonfirmasi cerita tersebut. “Saya mendengarnya. Saya mendukungmu,” kata Paquin membalas cuitan Elliot Page.

Rumah produksi Warner Bros. pun mengakhiri perjanjian dengan RatPac Entertainment seharga 450 juta dolar AS. Film Rampage yang dibintangi Dwayne Johnson menjadi film terakhir yang dibiayai oleh Warner Bros dan RatPac Entertainment.

Dalam pernyataannya, Ratner menuliskan dia sendiri yang memilih mengakhiri aktivitas dengan Warner Bros. Tetapi, dia tidak pernah berbicara mengenai klaim pelecehan seksual sampai baru-baru ini, dia dikabarkan menjadi produser untuk film tentang GameStop.

Pesan Charlotte Kirk

Pada tahun 2019, publik dihebohkan dengan sebuah pesan yang bocor di antara Brett Ratner, aktris Charlotte Kirk, CEO Warner Bros Kevin Tsujihara dan James Packer. Kirk ingin mendapat peran utama untuk proyek film Hollywood.

Dalam kasus ini, Ratner memegang peran sebagai mediator dan membantu Kirk untuk mendapat proyek film. Tetapi Charlotte Kirk menuduh dia dibayar untuk melakukan seks bukan untuk berakting dalam film.

Pihak Brett Ratner menyatakan sutradara ini tidak melakukan kesalahan apapun dan dia mencoba untuk membuat Charlotte Kirk dikenal dengan sejumlah film. Ratner memberi saran agar Kirk mencari tawaran audisi sendiri.

Respons Time’s Up

Beberapa saat setelah pengumuman kembalinya Brett Ratner ke dunia perfilman, organisasi Time’s Up bersuara atas laporan Deadline yang menyebutkan Millenium Media menunjuk Ratner sebagai sutradara biopik Milli Vanilli.

“Tidak hanya Ratner tidak pernah mengakui atau meminta maaf untuk kerugian yang ia lakukan, tetapi dia juga menuntut secara hukum sebagai upaya untuk membungkam suara para penyintas - sebuah taktik dari seorang predator,” kata Tina Tchen, presiden dan CEO Time’s Up.

“Anda tidak akan pergi selama beberapa tahun kemudian kembali dan berlaku seperti tidak ada yang terjadi. Kami tidak - dan tidak akan - lupa. Dan Millenium Media seharusnya juga seperti itu. Seharusnya tidak ada comeback. #wewontforgetbrett.”