Apple Rilis Vision Pro, Headset AR Termahal Rp54,2 Juta, Pesaing Quest Pro dari Meta
JAKARTA - Apple mengumumkan pada Senin 8 Januari bahwa perangkat Vision Pro-nya akan tersedia di Amerika Serikat mulai 2 Februari, beberapa bulan setelah diluncurkan untuk merebut pasar headset augmented reality (AR) yang didominasi oleh Meta Platforms, induk perusahaan Facebook.
Vision Pro merupakan taruhan termahal Apple sejak peluncuran iPhone lebih dari satu dekade yang lalu. Headset AR ini dihargai mulai dari 3.499 dolar AS (Rp54,2 juta), lebih dari tiga kali lipat harga headset termahal dalam jajaran perangkat realitas campuran dan virtual Meta.
Vision Pro dari Apple dapat dipesan lebih awal mulai 19 Januari pukul 5 pagi Waktu Standar Pasifik (PST), demikian pernyataan perusahaan. Perangkat ini menggunakan chip baru bernama R1 yang akan memproses informasi dari sensor-sensornya dalam waktu kurang dari sekejap mata.
Headset ini akan menguji pasar yang padat dengan perangkat yang belum mendapatkan daya tarik signifikan di kalangan konsumen, dan menempatkannya dalam persaingan langsung dengan Meta setelah bertahun-tahun terlibat konflik mengenai masalah privasi pengguna dan kontrol platform pengembang.
Baca juga:
- Harga XRP Turun ke Rp 8.700, Paus Kripto Pindahkan Lebih dari 100 Juta Koin
- Mesin ATM Bitcoin Berkurang di Berbagai Negara, AS Masih Nomor 1 dengan Jumlah ATM Kripto Terbanyak
- Bos Bursa Kripto Ini Ditangkap Polisi Setelah Jual Cryptocurrency Palsu di Exchanger
- Quest Final Fantasy 14 x Final Fantasy 16, The Path Infernal akan Diluncurkan Bulan April
Perlu diingat bahwa perangkat harus selalu terhubung ke sumber daya listrik. Apple menyatakan telah berusaha mengurangi bobot headset dengan menggunakan baterai eksternal yang dapat beroperasi hingga 2 jam.
Perangkat realitas campuran teratas dari Meta, Quest Pro, yang menggabungkan realitas virtual dengan umpan video dunia nyata, menawarkan sekitar dua jam masa pakai baterai langsung pada headset, tanpa perlu baterai eksternal.
Pada bulan September, Apple meluncurkan serangkaian iPhone baru dengan cangkang titanium, chip yang lebih cepat, dan kemampuan meningkat untuk memainkan permainan video, namun tidak menaikkan harga mengingat perlambatan global pada penjualan smartphone.