JAKARTA – Kabar buruk datang dari industri kripto di Taiwan terkait skandal penipuan aset kripto. Menariknya, aksi penipuan ini dilakukan oleh dua eksekutif perusahaan perdagangan kripto terkemuka, ACE Exchange.
Dua eksekutif ACE Exchange berhasil diringkus polisi Taiwan setelah diduga terlibat dalam penipuan mata uang kripto. Mereka diduga membantu menjual mata uang kripto palsu kepada 100 orang dengan iming-iming keuntungan besar.
Menurut laporan Liberty Times Net, kedua eksekutif tersebut adalah Lin Nan dan Pan Nan. Lin Nan diduga menjanjikan kekayaan cepat untuk menarik orang-orang yang tidak curiga untuk berinvestasi di mata uang virtual yang tidak berharga.
BACA JUGA:
Listing Kripto Palsu
Pan Nan diduga mencantumkan mata uang virtual palsu di ACE Exchange untuk meningkatkan kredibilitasnya. Mereka berhasil menjalankan penipuan selama tiga tahun sebelum akhirnya ditangkap oleh polisi.
Selain menangkap Lin Nan dan Pan Nan, kepolisian juga menahan 14 orang lainnya yang diduga terlibat dalam penipuan tersebut. Mereka ditangkap di 15 lokasi yang tersebar di Taipei, New Taipei, dan Taichung.
Dari penggeledahan di tempat tinggal Lin Nan, kepolisian menyita lebih dari $3,6 juta (Rp 55,9 miliar) dalam bentuk uang tunai dan mata uang virtual senilai sedikit lebih dari $3,4 juta (Rp 52,8 miliar). Kepolisian Taiwan memperkirakan total kerugian yang ditimbulkan oleh penipuan ini mencapai lebih dari $36 juta (Rp 559,3 miliar).
Lin Nan, Pan Nan, dan 14 orang lainnya kini ditahan dan dijerat dengan berbagai pasal, termasuk Kode Pidana Taiwan, Undang-Undang Pencegahan Pencucian Uang, dan Undang-Undang Perbankan. Skandal ini menimbulkan sorotan dan pertanyaan tentang perlindungan investor dan regulasi di industri kripto yang terus berkembang pesat ini.