JAKARTA - Pada 23 Agustus 2024, Meta Platforms dilaporkan telah membatalkan rencana pengembangan headset realitas campuran (mixed reality) premium yang sebelumnya direncanakan untuk bersaing dengan Vision Pro dari Apple. Menurut laporan dari Information, keputusan ini diambil setelah pertemuan tinjauan produk yang berlangsung minggu ini, di mana para karyawan di divisi Reality Labs Meta diperintahkan untuk menghentikan pengerjaan perangkat tersebut.
Perangkat yang dibatalkan ini dikenal secara internal dengan kode nama "La Jolla" dan awalnya dijadwalkan untuk dirilis pada tahun 2027. La Jolla direncanakan akan dilengkapi dengan layar ultra-resolusi tinggi yang dikenal sebagai micro OLED, teknologi layar yang sama yang digunakan dalam Vision Pro milik Apple.
Pasar headset realitas virtual dan campuran mendapatkan perhatian baru dengan masuknya Apple tahun lalu. Namun, Vision Pro milik Apple menghadapi tantangan dalam penjualan akibat harga yang sangat tinggi, yaitu 3.500 dolar AS (Rp53 juta).
BACA JUGA:
Divisi Reality Labs Meta, yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memasarkan lini headset Quest, telah mengalami kerugian miliaran dolar. Meskipun demikian, CEO Meta, Mark Zuckerberg, tetap optimis tentang masa depan teknologi augmented reality dan virtual reality.
Lini headset Quest yang ada saat ini mencakup Quest 2, yang dijual seharga 200 dolar AS (Rp3,1 juta), dan Quest 3 dengan harga 500 dolar AS (Rp7,7 juta). Sebelumnya, pada tahun 2023, Meta telah menghentikan produksi Quest Pro — headset paling mahal yang dijual seharga 999 dolar AS (Rp15 juta)— setelah mengalami penjualan yang lemah dan ulasan yang kurang memuaskan, menurut laporan dari Information.
Meta belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan komentar dari media terkait laporan ini.