Tolak Kudeta, Myanmar Hackers Retas Situs Milik Militer Myanmar hingga Bank Sentral
JAKARTA - Aksi penolakan terhadap kudeta Militer Myanmar kian luas dan mendapat dukungan dari berbagai pihak di Myanmar. Terbaru, dukungan dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Myanmar Hackers.
Pada Hari Rabu waktu setempat, sejumlah situs website lembaga pemerintah, termasuk di antaranya situs milik Bank Sentral Myanmar dan Tatmadaw True News Information Team milik Militer Myanmar, telah diretas dan tidak bisa diakses.
Pelakunya, Myanmar Hackers. Mereka mengaku bertanggung jawab terhadap serangan dunia maya ini, sebagai dukungan terhadap aksi penolakan kudeta militer oleh rakyat Myanmar.
“Tujuan kami adalah untuk menggulingkan rezim militer. Kami akan berjuang secara online untuk memusnahkan departemen inti dan bisnis yang menopang rezim,” tulis Myanmar Hackers di Facebook, melansir The Irrawaddy.
Grup tersebut membagikan tautan blog yang dilaporkan dapat digunakan untuk melakukan serangan dunia maya.
“Retas dengan tangan Anda sendiri dan bergabunglah dalam serangan,” tulis kelompok itu.
Kelompok ini juga menargetkan Direktorat Penanaman Modal dan Administrasi Perusahaan, Departemen Perdagangan, Departemen Bea Cukai, Kementerian Perdagangan dan media yang dijalankan militer seperti Tim Informasi Berita Sejati Tatmadaw dan Myawady TV dan penyiar milik negara Myanma Radio dan Televisi serta beberapa media swasta.
Seorang teknisi komputer di Yangon mengatakan peretasan itu adalah serangan penolakan layanan.
"Mereka mengganggu lalu lintas normal dari server yang ditargetkan dengan membanjiri target dengan membanjirnya lalu lintas internet sehingga situs web melambat atau macet," katanya.
Baca juga:
- Warga Tarik Uang Tunai Ramai-Ramai, Bank Militer Myanmar Terancam Bangkrut
- Tolak Kudeta, Nasabah Ramai-Ramai Tarik Uang dari Bank Milik Militer Myanmar
- Hindari Penuntutan Akibat Kudeta, Militer Myanmar Rombak Sejumlah Pasal Undang-Undang
- Ada Kudeta Militer, Bisnis Produsen Baja Dunia asal Korea Selatan di Myanmar Bisa Kena Imbas
VOI menjajal untuk mengakses situs milik Bank Sentral Myanmar pada Kamis pagi, mendapati situs tersebut masih belum bisa diakses, disertai pemberitahuan masih dalam kondisi offline.