Resor Ski di Prancis Tutup Lantaran Kekurangan Salju Akibat Pemanasan Global
JAKARTA - Musim dingin umumnya disambut gembira pecinta ski maupun resor-resor yang menyediakan fasilitas olahraga yang identik dengan salju tersebut, misalnya seperti di Prancis.
Namun, pemanasan global yang membuat salju berkurang, menyebabkan musim salju hanya beberapa minggu dan tidak lagi menguntungkan bagi pengelola resor.
Itu yang membuat La Sambuy, sebuah kota yang memiliki destinasi ski keluarga di dekat Mont Blanc, Pegunungan Alpen Prancis, memutuskan untuk membongkar lift ski dan menutup layanannya.
"Sebelumnya, kami biasa mengalami salju mulai tanggal 1 Desember hingga 30 Maret," kata Wali Kota La Sambuy, Jacques Dalex, kepada CNN, seperti dikutip 20 September.
Namun pada musim dingin lalu, hanya ada "salju selama empat minggu, dan bahkan tidak banyak salju," tambahnya. Artinya, "dengan sangat cepat, bebatuan muncul di landasan."
Dapat dibuka kurang dari lima minggu pada Bulan Januari dan Februari, Dalex mengatakan resor tersebut mengalami kerugian operasional tahunan sekitar 500.000 euro. Sementara, untuk menghidupkan lift saja membutuhkan biaya 80.000 euro per tahun.
La Sambuy bukanlah resor besar, dengan hanya tiga lift dan beberapa landasan yang mencapai ketinggian 1.850 meter (sekitar 6.070 kaki).
Namun dengan beragam lereng mulai dari "hitam" untuk ahli hingga "hijau" bagi pemula dan tiket ski yang relatif murah, tempat ini populer di kalangan keluarga yang mencari lebih banyak pengalaman pegunungan Alpen yang sederhana, dibandingkan yang ditawarkan oleh destinasi yang lebih besar dan lebih tinggi.
Situs web laporan salju Inggris, On The Snow, menyebutnya sebagai "tempat yang sangat indah untuk dikunjungi, dengan pemandangan panorama yang luar biasa dan semua yang Anda butuhkan di resor yang ramah."
Musim panas ini, ketika tiba waktu untuk merencanakan musim dingin, Dewan Kota La Sambuy mengambil keputusan untuk menutup resor yang telah dijalankannya sejak tahun 2016. Meskipun infrastruktur ski akan dibongkar sesegera mungkin, diharapkan kota masih bisa menarik pengunjung.
Dalex mengatakan, resor tersebut, yang juga memasarkan dirinya sebagai tujuan hiking dan alam terbuka di musim panas, akan menjadi tempat untuk "menemukan dan melindungi alam, berjalan-jalan, berolahraga, jika memungkinkan."
Situs web La Sambuy kini memuat pesan yang mengatakan, resor ski tersebut "ditutup" pada 10 September, menyusul keputusan dewan kota.
"Terima kasih semuanya untuk musim panas 2023 lalu, dan untuk semua tahun indah yang dihabiskan bersama Anda," katanya.
Diketahui, La Sambuy bukan satu-satunya resor ski Perancis yang menghadapi penutupan. Tahun lalu, Saint-Firmin, destinasi ski kecil lainnya di Alpen, memilih untuk menghapus lift skinya setelah musim dingin berkurang dari bulan ke minggu, situasi yang juga disebabkan oleh perubahan iklim.
Terpisah, Mountain Wilderness, sebuah kelompok lingkungan hidup Perancis, mengatakan mereka telah membongkar 22 lift ski di Perancis sejak tahun 2001, dan memperkirakan masih ada 106 lift ski yang ditinggalkan di 59 lokasi di negara tersebut.
Menurut laporan yang diterbitkan pada Bulan Agustus oleh jurnal ilmiah 'Nature Climate Change', 53 persen dari 2.234 resor ski yang disurvei di Eropa kemungkinan besar akan mengalami "risiko pasokan salju yang sangat tinggi" pada suhu pemanasan global 2 derajat Celcius.
Sebuah laporan yang diterbitkan pada Bulan Januari di jurnal 'Proceedings of the National Academy of Sciences' menemukan "kemungkinan besar" kenaikan suhu global melewati ambang batas 2 derajat Celsius pada pertengahan abad.
Dalex, mengatakan bahwa "semua resor olahraga musim dingin di Prancis terkena dampak pemanasan global," khususnya yang berada di ketinggian pegunungan sedang antara 1.000 dan 1.500 meter.
Meski demikian, tidak semua orang di kota itu mau menyerah pada alam. Sebuah petisi diluncurkan tahun ini oleh sebuah asosiasi bernama All Together For La Sambuy (Tous Ensemble Pour La Sambuy), yang mendesak agar resor tersebut, dan lainnya, tetap terbuka dengan mengadopsi model baru, misalnya dengan mengoperasikan lift kursi di musim panas untuk membawa pengunjung mendaki gunung,
Baca juga:
- Presiden Duda Sebut Ketegangan Polandia-Ukraina Terkait Gandum Tidak Berdampak Signifikan
- Ukraina - Amerika Serikat Bakal Luncurkan Produksi Senjata Bersama, Presiden Zelensky: Hal yang Bersejarah
- Pamer Persenjataan di Parade Peringatan Perang Iran-Irak, Presiden Raisi: Pasukan Kami Menjamin Keamanan Kawasan dan Teluk Persia
- Vladimir Putin Tuai Sentimen Negatif dari Sejumlah Pemimpin Dunia, Presiden Erdogan: Rusia Bukan Negara Biasa
Petisi tersebut telah memperoleh lebih dari 1.900 tanda tangan dan, menurut Christian Bailly, presiden asosiasi tersebut, kelompok tersebut mengambil tindakan hukum untuk membatalkan keputusan dewan kota.
Dia mengatakan penutupan itu "berbahaya" bagi kota dan wilayah setempat, menambahkan bahwa resor ski adalah "elemen sosial dari kota kecil kami yang berpenduduk 7.500 jiwa."
Dalex sendiri mengatakan, penyebab penutupan tersebut sudah jelas. Ia mengatakan "pemanasan global ternyata sedang terjadi" dan terjadi "bahkan lebih cepat dari perkiraan para ilmuwan."
Ditambahkannya, semakin sulit bagi resor ski untuk berfungsi, dan banyak resor ski yang "terpaksa beradaptasi" dengan iklim baru.