Hakim AS Tolak Gugatan Terhadap YouTube Mengenai Pembatasan Video Kreatif Kulit Hitam dan Hispanik

JAKARTA - Pada Kamis, 17 Agustus, seorang hakim federal Amerika Serikat (AS) menolak gugatan yang menuduh YouTube membatasi atau menghapus video-video dari pembuat konten kulit hitam dan Hispanik karena ras mereka.

Hakim Distrik AS Vince Chhabria di San Francisco mengatakan bahwa meskipun gagasan bahwa algoritma YouTube dapat mendiskriminasi berdasarkan ras adalah mungkin, para penggugat "tidak mendekati" untuk menunjukkan bahwa mereka mengalami diskriminasi apa pun.

Gugatan class action yang diajukan atas nama pengguna YouTube berkulit non-putih awalnya diajukan pada Juni 2020, kurang dari satu bulan setelah pembunuhan George Floyd oleh seorang polisi di Minneapolis memicu perhatian nasional terhadap ketidakadilan rasial.

Sembilan penggugat mengatakan YouTube, yang dimiliki oleh Alphabet Inc., induk dari Google, memberlakukan lebih banyak pembatasan pada video-video mereka daripada video-video serupa dari kontributor kulit putih, melanggar kewajiban kontrak di bawah persyaratan layanannya untuk menyediakan moderasi konten yang netral dari segi ras.

Namun, hakim tersebut mengatakan bahwa YouTube hanya berjanji bahwa algoritmanya tidak akan memperlakukan orang secara berbeda berdasarkan identitas mereka, bukan bahwa algoritma itu tak tergoyahkan.

Hakim juga mengatakan para penggugat mengandalkan sampel video yang terlalu kecil, dan beberapa justru merugikan kasus mereka.

Sebagai contoh, ia mengatakan pembatasan YouTube terhadap "tutorial makeup" salah satu penggugat tentang cara membuat "penampilan khas" Donald Trump bisa mencerminkan penggugat tersebut menyebut Ku Klux Klan dan menggambarkan warna makeup yang lebih terang sebagai warna supremasi kulit putih.

"Penggugat pasti terlihat seperti bercanda, kemungkinan dalam upaya untuk mencemooh kaum supremasi kulit putih, tetapi ini dengan mudah dapat menjelaskan perlakuan yang berbeda oleh algoritma," tulis Chhabria.

Chhabria juga mengatakan beberapa tuntutan tersebut terjadi sebelum pembaruan terbaru pada panduan komunitas YouTube, dan bahwa YouTube "tidak dapat dianggap bertanggung jawab karena melanggar janji yang belum mereka buat."

Pengacara para penggugat tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. YouTube dan pengacaranya juga tidak segera merespons permintaan serupa.

Chhabria menolak kasus ini dengan prasangka, artinya kasus ini tidak dapat diajukan kembali, setelah keluhan telah diamandemen lima ka