Elon Musk Percaya Diri, Bisa Luncurkan Roket Starship Lagi dalam Waktu Delapan Minggu
JAKARTA - CEO SpaceX Elon Musk menyatakan akan mencoba kembali meluncurkan roket Starship dalam waktu delapan minggu ke depan, meski ditentang aktivis lingkungan.
Melalui Twitter-nya, Musk menanggapi pertanyaan pengikutnya tentang kapan roket Starship akan kembali diluncurkan. Dia menjawab, uji coba berikutnya bakal dilakukan dalam enam hingga delapan minggu ke depan.
Jika pernyataan Musk benar, maka akan menjadi kali kedua SpaceX mencoba meluncurkan Starship, merupakan roket terbesar yang pernah dikembangkan perusahaan.
Diwartakan sebelumnya, Starship dirancang untuk membawa manusia ke Planet Mars. Sebelum itu, ia harus melewati uji coba dengan meluncur ke orbit kemudian kembali ke Bumi, tetapi gagal.
Roket raksasa itu meluncur dari fasilitas Starbase, dekat Brownville di Texas, AS, tepat 20 April. Starship memang berhasil lepas landas setinggi 39 kilometer, namun tak berlangsung lama ia meledak di atas Teluk Meksiko. Hal ini disebabkan sistem penghancuran diri yang lepas kendali.
Meski begitu, tidak ada cedera atau kerusakan signifikan pada properti publik yang dilaporkan dari puing-puing roket atau puing landasan terbang.
Baca juga:
- Skandal Bursa Kripto Thodex: Faruk Ozer Mengaku Dijebak dan Karyawan Dipenjara Secara Tidak Sah
- Phasmophobia akan Diluncurkan untuk Xbox Series X/S, PS5, dan PS VR2 Agustus Ini
- Google Perkenalkan Dua Solusi Iklan Baru Berteknologi AI
- KoinWorks dan Google Cloud Berkomitmen Tingkatkan Akses Keuangan bagi UMKM
Namun, hingga kini Administrasi Penerbangan Federal (FAA), yang menyelidiki insiden tersebut belum juga mengeluarkan izin untuk penerbangan uji coba Starship lagi.
Bahkan, FAA sendiri sedang menghadapi tuntutan hukum dari kelompok lingkungan atas aktivitas SpaceX di Texas tersebut.
Karena hal ini, Administrator Asosiasi NASA untuk pengembangan sistem eksplorasi, Jim Free juga mengaku gugup tentang insiden itu.
Menyatakan, misi Artemis 3 yang akan membawa astronot ke Bulan dengan Starship, kemungkinan harus ditunda hingga 2026 bukan 2025. Demikian dikutip dari The Independent, Rabu, 14 Juni.