JAKARTA - Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) sepertinya harus menunda perjalanan ke Bulan dalam misi Artemis 3, karena Starship milik SpaceX.
Starship merupakan roket raksasa untuk membawa manusia ke Planet Mars. Sebelum itu, ia harus melewati uji coba dengan meluncur ke orbit kemudian kembali ke Bumi, tetapi gagal.
Roket raksasa itu meluncur dari fasilitas Starbase, dekat Brownville di Texas, AS, tepat 20 April. Starship memang berhasil lepas landas setinggi 39 kilometer, namun tak berlangsung lama ia meledak di atas Teluk Meksiko. Hal ini disebabkan sistem penghancuran diri yang lepas kendali.
Meski begitu, tidak ada cedera atau kerusakan signifikan pada properti publik yang dilaporkan dari puing-puing roket atau puing landasan terbang.
Perusahaan mengatakan akan mencoba lagi dalam beberapa bulan, tetapi masih belum mendapatkan izin dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA), yang menyelidiki insiden tersebut dan menghadapi tuntutan hukum dari kelompok lingkungan atas aktivitas SpaceX di Texas.
Sementara itu, Administrator Asosiasi NASA untuk pengembangan sistem eksplorasi, Jim Free mengaku gugup dengan hal tersebut. Menyatakan, misi Artemis 3 kemungkinan harus ditunda hingga 2026 bukan 2025.
BACA JUGA:
"Itu banyak peluncuran untuk menyelesaikan misi tersebut. Mereka memiliki sejumlah peluncuran yang signifikan, dan itu, tentu saja, membuat saya khawatir tentang tanggal Desember 2025 (Artemis 3)," ujar Free.
"Dengan kesulitan yang dialami SpaceX, menurut saya itu sangat memprihatinkan. Anda bisa memikirkan tentang kemungkinan tergelincir ke tahun 2026," tambahnya.
Free mengatakan, dia baru saja bertemu dengan seorang pejabat FAA dan saat ini, seluruh penerbangan uji coba SpaceX ditunda dan harus mendapatkan izin yang dikeluarkan oleh agensi AS tersebut.
Terlebih, beberapa peluncuran diperlukan untuk pengisian bahan bakar di orbit sebelum pesawat ruang angkasa dapat memulai perjalanan ke Bulan.
“Mereka melakukan semua yang mereka bisa, tetapi mereka melihat lisensi peluncuran untuk misi berikutnya. Apa yang saya coba sampaikan kepadanya adalah gambaran besar kami tentang segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai pendarat manusia itu," jelas Free.
Memang, NASA memiliki opsi lain untuk pendarat bulan, Blue Moon milik Blue Origin. Tetapi hanya untuk Artemis 5, yang dijadwalkan pada 2029.
Lainnya, NASA juga merasakan tekanan dari China, yang mengumumkan rencananya sendiri untuk mendaratkan manusia di Bulan pada 2030 dan membangun kehadiran permanen di sana. Demikian dikutip dari Spaceflight dan Mashable, Senin, 12 Juni.