Skandal Bursa Kripto Thodex: Faruk Ozer Mengaku Dijebak dan Karyawan Dipenjara Secara Tidak Sah
Bursa kripto Thodex. (Foto; Dok. Bitcoin World)

Bagikan:

JAKARTA – Pendiri bursa kripto Thodex yang berhenti beroperasi, Faruk Fetih Özer, membantah semua tuduhan penipuan terhadap dirinya dalam persidangan di Turki. Pria berusia 29 tahun ini diduga melarikan diri setelah layanan perdagangan Thodex dihentikan dan situs web resminya ditutup.

Rumor mengatakan bahwa Özer melarikan diri dengan lebih dari 2 miliar dolar AS (Rp29,7 triliun) dana pengguna, menjadikannya skema penipuan kripto terbesar dalam sejarah negara tersebut. Özer ditangkap di Albania musim panas lalu dan dideportasi ke Turki, di mana proses hukum akan menentukan keterlibatannya dalam keruntuhan tersebut dan kemungkinan hukuman yang akan dijatuhkan.

Dalam persidangan yang berlangsung selama 11 jam, Özer mengklaim bahwa tuduhan bahwa ia menipu banyak pelanggan Thodex dan menguras aset mereka adalah tidak benar, dan menambahkan bahwa dirinya "dijebak". Menurutnya, awalnya perusahaannya berfokus pada e-commerce, namun kemudian ia tertarik pada mata uang kripto dan mengubah arah perusahaannya ke arah tersebut.

Özer menjelaskan bahwa Thodex terjun ke dunia aset digital karena pada tahun 2017 belum ada perusahaan kripto yang layak di Turki. Menurutnya, transaksi perusahaan dilakukan secara otomatis, sementara dirinya menjadi orang yang "berwenang" mengawasi aktivitas tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa karyawan, termasuk dua saudara kandungnya, dipenjara secara tidak sah.

Pada musim semi 2021, pertukaran kripto Thodex menghentikan layanan perdagangan, empat tahun setelah didirikan. Berita ini mengejutkan 400.000 pelanggan perusahaan, yang tidak memiliki pilihan untuk menarik dana mereka.

CEO Thodex Faruk Fetih Özer enggan menyelesaikan masalah ini dan tidak bekerja sama dengan pihak berwenang setempat. Ia memilih melarikan diri dari negara dan diduga membawa lebih dari 2 miliar dolar AS (Rp29,7 triliun) uang pengguna. Setelah lebih dari satu tahun, Özer ditangkap di Albania pada Agustus 2022, dan otoritas Turki bersikeras untuk mengadili dirinya.

Proses hukum terhadap Faruk Özer akan terus berlanjut untuk menentukan tingkat keterlibatannya dalam keruntuhan Thodex dan kemungkinan hukuman yang akan dijatuhkan. Kasus ini menimbulkan keprihatinan yang signifikan tentang perlindungan investor di industri mata uang kripto dan menyoroti perlunya langkah-langkah regulasi untuk mencegah insiden serupa di masa depan.