160.000 Orang Per Hari Berdesakan di Stasiun Manggarai, Hanya Terlihat 5 Petugas Berjaga

JAKARTA – Stasiun Manggarai kerap dikomplain masyarakat yang meresa kecewa dengan layanan dan fasilitas yang diberikan. Keluhan itu datang dari para penumpang kereta, di pagi dan sore hari. Sebab, di jam sibuk itu, terjadi penumpukan yang luar biasa di stasiun Manggarai.

Penumpang kereta di Stasiun Manggarai merasa area keluar-masuk stasiun sangat sempit, sehingga sering terjadi desak-desakan antar penumpang. Tak hanya itu, potensi terjadi pelecehan seksual pun sangat memungkinkan.

Berdasarkan data yang sudah disiarkan sebelumnya, rata-rata pengguna angkutan kereta api yang transit di Manggarai mencapai 160.000 orang dalam sehari. Jumlah tersebut berdasarkan data KAI Commuter.

Selasa, 21 Februari, pukul 18.19 WIB, jam pulang kerja, Tim VOI mendatangi Stasiun Manggarai untuk melihat suasana terkini.

Sore itu terjadi penumpukan calon penumpang di tangga. Mereka dari arah Jakarta menuju Bekasi dan Bogor. Calon penumpang nampak berdesak-desakan di tangga yang ukurannya hanya 1-2 meter.

Setelah turun dari tangga tepat di Peron 8. Para penumpang itu kembali mengantre panjang. Diperkirakan lebih dari 5 menit bagi penumpang tujuan Bekasi dan Bogor untuk dapat bergantian keluar dari stasiun tersebut.

Untuk jumlah penumpang yang begitu banyak, hanya terdapat 3-5 petugas PT KAI berjaga. Petugas dengan jumlah yang tergolong sedikit, mengatur penumpang yang turun melalui tangga di tempat tersebut.

Desi (24), salah satu penumpang tujuan Bogor membenarkan bila fasilitas tangga untuk keluar-masuk di Stasiun Manggarai cukup sempit. Selain tidak nyaman, ia khawatir terjadi tindak kriminal seperti pencopetan dan pelecehan seksual.

“Iya sempit sih, soalnya namanya penumpang yang pulang banyak. Tangga keluar-masuk kecil. Banyaklah,” kata Desi saat ditemui VOI, Selasa 21 Februari

“Bisa banget terjadi pelecehan dan pencopetan. Pas itu juga ada,” sambungnya.

Desi menilai solusi yang tepat agar tidak terjadi penumpukan sata jam kerja atau pulang kerja, seharusnya tidak semua kereta diarahkan transit di Stasiun Manggarai.

“Harusnnya rute sebelumnya. Maksudnya Angke-Sudirman tidak harus ke sini, itu kalau Bogor kan ada. Itu kalau di Bogor, dulu kan ada. Kalau Bogor ke arah Sudirman-Angke itu kita tidak harus ke Manggarai. Mungkin karena itu yang jadi penumpukannya,” tutupnya.