Uni Eropa Setujui Sanksi Baru Terhadap Iran, Tapi Tidak Memasukkan Pengawal Revolusi ke Daftar Teroris
JAKARTA - Uni Eropa pada Hari Senin memberlakukan sanksi baru terhadap Iran atas tindakan keras brutal terhadap pengunjuk rasa, meski Pengawal Revolusi (IRGC) belum dimasukkan ke dalam daftar teroris.
Hubungan antara 27 negara Uni Eropa dan Teheran yang memburuk selama upaya yang terhenti untuk menghidupkan kembali pembicaraan tentang Kesepakatan Nuklir 2015, semakin buruk karena Iran telah bergerak untuk menahan beberapa warga negara Eropa.
Blok tersebut juga menjadi semakin kritis terhadap perlakuan kekerasan yang terus berlanjut kepada pengunjuk rasa domestik, termasuk hukuman mati pengunjuk rasa dan pengiriman drone Iran ke Rusia.
Swedia, yang saat ini memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa, mengatakan pertemuan para menteri luar negeri blok itu di Brussels, Belgia pada Senin "mengadopsi paket sanksi baru terhadap Iran, menargetkan mereka yang mendorong represi."
"Uni Eropa mengutuk keras penggunaan kekuatan yang brutal dan tidak proporsional oleh otoritas Iran terhadap pengunjuk rasa damai," kata Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom, menurut sebuah unggahan di Twitter oleh misi diplomatik Uni Eropa negara itu, melansir Reuters 23 Januari.
Diplomat Uni Eropa mengatakan kepada Reuters pekan lalu, blok tersebut berencana menambahkan 37 nama ke daftar hitam orang dan entitas Iran yang dilarang bepergian ke Eropa, serta dikenakan pembekuan aset.
Sebelumnya, Parlemen Eropa telah meminta Uni Eropa untuk melangkah lebih jauh dan mendaftarkan IRGC sebagai entitas teroris, menyalahkan atas tindakan keras terhadap protes yang sekarang memasuki bulan keempat, serta pasokan drone untuk perang Rusia melawan Ukraina.
"Rezim Iran, Pengawal Revolusi meneror penduduk mereka sendiri hari demi hari," Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan pada pertemuan Hari Senin.
Tetapi, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, keputusan pengadilan dengan kecaman hukum yang konkret harus terlebih dahulu dijatuhkan di negara anggota, sebelum Uni Eropa sendiri dapat menerapkan penetapan semacam itu.
Baca juga:
- Presiden Erdogan Sebut Turki Bakal Tingkatkan Jangkauan Rudal Balistik Domestik hingga 1.000 Kilometer
- Abu Dhabi Luncurkan Kapal Riset Kelautan Tercanggih di Timur Tengah: Dirancang Khusus, Dilengkapi Enam Laboratorium
- Ilmuwan Gali Fosil Megaraptor, Dinosaurus Berbulu di Patagonia Chili
- India mulai Produksi Senapan Serbu AK-203 Kalashnikov Rusia, Bisa Ekspor ke Negara Lain
"Itu adalah sesuatu yang tidak dapat diputuskan tanpa pengadilan... keputusan terlebih dahulu. Anda tidak dapat mengatakan, saya menganggap Anda seorang teroris karena saya tidak menyukai Anda," jelas Borrell kepada wartawan di sela-sela pembicaraan Brussels.
Para menteri bertemu di pusat politik Uni Eropa di mana ribuan orang turun ke jalan sehari sebelumnya untuk memprotes penahanan pekerja bantuan Belgia Olivier Vandecasteele di Iran.
Diketahui, IRGC didirikan tak lama setelah Revolusi Islam 1979 untuk melindungi sistem pemerintahan ulama Syiah. Ia memiliki sekitar 125.000 militer yang kuat dengan unit angkatan darat, laut dan udara, dan memimpin milisi agama Basij yang sering digunakan dalam tindakan keras.