Bagikan:

JAKARTA - Pembunuhan semua pemimpin Amerika tidak akan cukup untuk membalas pembunuhan AS terhadap komandan tinggi Pengawal Revolusi Iran (IRGC) atau Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani dua tahun lalu, seorang komandan senior Pengawal Iran mengatakan pada Hari Rabu.

Amerika Serikat dan Iran mendekati konflik besar-besaran pada tahun 2020, setelah pembunuhan Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di bandara Baghdad, Irak, yang dibalas Teheran dengan menyerang pangkalan AS di Irak.

"Martir Soleimani adalah karakter yang hebat, sehingga jika semua pemimpin Amerika terbunuh, ini tetap tidak akan membalas pembunuhannya," komandan senior Garada Revolusi Iran Mohammad Pakpour seperti dikutip oleh media Pemerintah Iran, melansir Reuters 13 April.

"Kita harus membalasnya dengan mengikuti jalan Soleimani dan melalui metode lain," sambungnya.

Pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump mengatakan Soleimani menjadi sasaran, karena merencanakan serangan di masa depan terhadap kepentingan AS. Dan, ia disebut telah membantu mengoordinasikan serangan terhadap pasukan Amerika di Irak di masa lalu melalui proksi milisi.

Komentar Pakpour muncul beberapa hari setelah Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan tidak mendukung penghapusan Pasukan Quds Iran, bagian dari Pengawal Revolusi (IRGC), dari daftar organisasi teroris asing, seperti yang diminta oleh Teheran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Donald Trump mengabaikan kesepakatan di mana Iran telah setuju untuk membatasi program nuklirnya, dengan imbalan pencabutan sanksi keuangan internasional. Iran menanggapi dengan melanggar batasnya. Belakangan, Presiden Joe Biden bertujuan untuk memulihkannya.

Hampir satu tahun pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat terhenti sejak Maret, karena baik Teheran dan Washington saling menyalahkan lantaran gagal menyelesaikan masalah yang tersisa. Salah satu pertanyaan yang belum terselesaikan adalah apakah Amerika Serikat akan menghapus Garda Iran dari daftar teroris.

Washington telah mempertimbangkan untuk menghapus IRGC dari daftar hitam organisasi teroris asingnya, sebagai imbalan atas jaminan Iran tentang mengekang pengaruh pasukan elite di Timur Tengah tersebut.

Sementara, Para kritikus yang mencoret IRGC dari daftar, serta mereka yang terbuka terhadap gagasan itu, mengatakan tindakan itu akan memiliki sedikit efek ekonomi karena sanksi AS lainnya memaksa aktor asing untuk menghindari kelompok itu.

Diketahui, otoritas tertinggi Iran, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan pada Hari Selasa masa depan negaranya tidak boleh dikaitkan dengan keberhasilan atau runtuhnya pembicaraan nuklir dengan kekuatan dunia.