Bagikan:

JAKARTA - Pejabat tinggi militer Iran memperingatakan, Israel jangan meragukan tekad negara itu untuk membalas kematian pemimpin senior Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

Wakil Kepala Staf Koordinasi Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Ali Abdollahi menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah upacara di Kota Koumeleh.

"Rezim Zionis tidak boleh bermimpi bahwa Iran tidak akan menanggapi kekejaman ini, karena Republik Islam telah membuktikan keinginannya untuk mengerahkan semua kapasitasnya untuk menanggapi pelanggaran musuh terhadap tanah dan airnya," katanya, melansir Mehr 5 September.

Pejabat tersebut mengutip pernyataan yang dibuat oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei setelah pembunuhan tersebut, di mana Ia tersebut berjanji Iran akan memberikan "tanggapan keras" terhadap kekejaman tersebut.

"Namun, waktu respons akan ditentukan oleh Pemimpin dan komandan senior negara," tandas Jenderal Abdollahi.

Haniyeh, mendiang kepala Biro Politik gerakan perlawanan Palestina Hamas, dibunuh bersama salah satu pengawalnya di ibu kota Iran, Teheran, pada tanggal 31 Juli, sehari setelah ia menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

Abdollahi mengutip beberapa contoh keberhasilan negara dalam membalas dendam terhadap para agresor, seperti pertahanan menghadapi serangan Irak yang dipersenjatai secara lengkap oleh Barat.

"Keamanan, kekuatan dan kemajuan negara adalah hasil dari pengorbanan yang dilakukan oleh para martir dan pejuangnya (selama perang)," katanya.

Brigjen Abdollahi juga menyebutkan penembakan rudal balistik Iran terhadap pangkalan-pangkalan yang diduduki Amerika Serikat di Irak pada Januari 2020 sebagai tanggapan atas pembunuhan sebelumnya oleh Washington terhadap Letnan Jenderal Qassem Soleimani.

Tanggapan Iran terhadap pembunuhan itu terjadi "sementara tidak ada serangan langsung (seperti itu) terhadap kepentingan AS selama 70 tahun sebelumnya," jelasnya.

Berikutnya, ia juga menunjuk pada pembalasan Iran pada 13 April terhadap serangan mematikan oleh rezim Israel yang telah menargetkan bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah awal bulan itu.

Pembalasan itu membuat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menargetkan wilayah Palestina yang diduduki dengan rentetan pesawat nirawak dan rudal, yang menimbulkan kerusakan pada pangkalan militer Israel di sana.

"Banyak negara yang memiliki (berbagai jenis) peralatan dan senjata, tetapi memiliki keinginan untuk mengerahkannya adalah masalah yang berbeda, dan musuh tahu Iran memiliki keinginan untuk melakukannya," kata Brigjen Abdollahi.

"Musuh kita telah dipermalukan dan tidak berani melanggar wilayah Republik Islam," imbuhnya, seraya menegaskan, "Oleh karena itu, kami sampaikan hal ini kepada arogansi global, agar mereka tidak menguji keteguhan bangsa Iran sekali lagi," pungkasnya.