Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menggarisbawahi, bahwa ia telah mengulangi pesan yang ditujukan kepada rezim Zionis Israel beberapa kali selama perjalanan regionalnya, jangan menguji "kehendak kami, kami telah melewati ujian kami".

"Pada tahun lalu, rezim Zionis mencoba berkali-kali untuk memprovokasi Iran ke dalam konflik, tetapi kami tidak terpancing untuk jatuh ke dalam permainan orang lain, dan kami akan mengambil tindakan apa pun yang kami anggap perlu dalam hal ini," kata Menlu Araghchi, dilansir dari IRNA 5 November.

"Kami tidak mengakui keberadaan rezim Zionis sebagai elemen penjajah, tetapi sebagai Menteri Luar Negeri, saya mengulangi pesan beberapa kali selama perjalanan regional, dan pesan itu adalah jangan menguji kemauan kami dan jangan menguji kami," tegasnya.

Ditambahkannya, selama perjalanan regionalnya, beberapa orang secara sinis mengatakan kepadanya, rezim Zionis pasti akan menghancurkan fasilitas nuklir Iran, yang direspons dengan menertawakannya.

Diketahui, Iran memastikan akan merespons serangan Israel pada 26 Oktober lalu. The Times of Israel mengutip The Wall Street Journal melaporkan Hari Minggu, Iran akan menggunakan hulu ledak yang lebih besar dan senjata yang belum digunakan pada dua serangan sebelumnya.

Pekan lalu, Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh mengatakan, Iran mampu melakukan lusinan operasi balasan seperti Operasi True Promise, yang menargetkan wilayah Palestina yang diduduki Israel pada Bulan April, dikutip dari Mehr.

Dalam operasi tersebut, Iran menembakkan lebih dari 300 rudal dan pesawat nirawak ke wilayah yang diduduki, sebagai balasan atas agresi mematikan rezim Israel yang telah menargetkan fasilitas diplomatik Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, awal bulan itu.

Sementara pada awal Oktober, Iran meluncurkan 200 rudal ke pangkalan militer dan intelijen Israel di seluruh wilayah yang diduduki sebagai bagian dari Operasi True Promise II.

Operasi kedua dilakukan sebagai respons atas kekejaman yang lebih mematikan oleh rezim Zionis terhadap Iran dan negara-negara regional lainnya, termasuk pembunuhan Israel terhadap Kepala Hamas Ismail Haniyeh, Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dan komandan senior Garda Revolusi Iran (IRGC) Abbas Nilforoushan.

True Promise II yang berlangsung pada 1 Oktober memicu Israel melakukan serangan balasan pada 26 Oktober. Iran sebelumnya sudah memperingatkan Israel, jangan coba-coba membalas serangan tersebut, namun diabaikan.

Terbaru, Wakil Komandan IRGC Brigadir Jenderal Ali Fadavi pada Hari Minggu menegaskan, Iran pasti akan membalas agresi terbaru Israel.

"Rinciannya belum bisa didiskusikan, tetapi itu pasti akan dilakukan," kata Brigjen Fadavi, mengacu pada kemungkinan serangan terhadap Israel, yang diharapkan akan diberi nama Operasi True Promise III.