Bagikan:

JAKARTA - Uni Eropa saat ini tidak mempunyai alasan untuk menetapkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sebagai organisasi teroris, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz sebelumnya telah meminta lebih dari 30 negara agar menjatuhkan sanksi terhadap program rudal Iran dan menyatakan IRGC sebagai organisasi teroris.

“Kami sudah berulang kali membahas penambahan IGRC ke dalam daftar organisasi teroris, seperti yang dilakukan mantan Presiden AS Donald Trump. Namun, ini mengharuskan otoritas peradilan dari negara anggota (UE) mengakui bahwa organisasi ini telah melakukan aksi teroris. Saat ini tidak demikian,” kata Borrell saat wawancara dengan surat kabar Prancis, Le Monde.

Terkait sanksi baru terhadap Teheran, Borrell mengatakan terlebih dulu diperlukan “hal-hal yang dapat dijatuhi sanksi.”

Pada Minggu (14/4), Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan blok tersebut akan mempertimbangkan tambahan sanksi terhadap Iran untuk membatasi kemampuan drone dan rudal miliknya pascaserangan terhadap Israel.

Pada Sabtu (13/4) malam IRGC meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertamanya di wilayah Israel, menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Serangan itu menjadi balasan atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah pada awal April.

Juru bicara IDF, Daniel Hagari, mengatakan Israel telah mencegat 99 persen target udara yang ditembakkan Iran, termasuk semua drone.

Sementara itu, anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz, pada Minggu mengatakan pemerintah akan membangun koalisi internasional untuk melawan Iran.

Dia menyatakan pembalasan Israel atas serangan udara Iran akan dilakukan sesuai dengan "cara dan waktu yang akan kami tentukan".