IAEA Tempatkan Tim Ahli di Empat PLTN Ukraina serta Chernobyl yang Telah Ditutup
JAKARTA - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menempatkan tim ahli di empat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Ukraina, untuk mengurangi risiko kecelakaan parah saat perang Rusia melawan negara itu berkecamuk, kata kepala badan itu Rafael Grossi, Rabu.
IAEA sebelumnya sudah menempatkan misi permanen di PLTN terbesar di Ukraina dan Eropa, Zaporizhzhia, yang dikuasai oleh pasukan Rusia.
Kehadiran permanen IAEA di semua fasilitas nuklir Ukraina, dengan total setidaknya 11 staf, menandai perluasan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk badan tersebut.
Teknisi IAEA juga akan berada di Chernobyl, pembangkit nuklir yang sekarang ditutup, lokasi kecelakaan nuklir mematikan pada tahun 1986 yang menyebar ke sebagian besar Eropa.
"Mulai besok, akan ada dua bendera di semua fasilitas nuklir di Ukraina; salah satu dari Ukraina dan yang kedua dari badan nuklir internasional," kata Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal pada konferensi pers bersama dengan Grossi di kantor pusat pemerintah di Kyiv, melansir CNA 19 Januari.
Grossi dan timnya tiba di Ukraina minggu ini, untuk mengibarkan bendera IAEA dan menempatkan staf di setiap fasilitas nuklir, mengunjungi Chernobyl pada Hari Rabu dan Rivne pada Hari Selasa.
Staf akan tetap berada di fasilitas itu "selama mereka diminta" oleh Pemerintah Ukraina, katanya.
Grossi mengatakan, bendera IAEA yang berkibar di Ukraina bukan hanya simbolis.
"Mereka mencerminkan dan mereka akan menandakan kehadiran beberapa ahli keselamatan dan keamanan paling terkenal yang akan memberikan saran, dan dukungan teknis selama masa yang sangat sulit ini, untuk setiap fasilitas menghadapi tantangan dan masalah yang berbeda tergantung pada situasinya," paparnya.
PM Shmyhal juga mengatakan, dia meminta agar IAEA menjatuhkan sanksi pada Badan Atom Rusia, merampas hak dan hak istimewa Moskow dalam IAEA serta menghentikan segala bentuk kerja sama nuklir dengan negara tersebut.
Sementara, Grossi mengatakan keputusan akan diserahkan kepada negara-negara anggota untuk didiskusikan.
Para ahli IAEA akan memperdalam keahlian teknis di setiap pembangkit, untuk mencegah kecelakaan nuklir saat perang Rusia, yang sekarang memasuki bulan ke-11, berlanjut, dan untuk memantau sistem keselamatan dan keamanan nuklir. Grossi mengatakan misi sedang dipasang atas permintaan pemerintah Ukraina.
Baca juga:
- Peringatkan Uni Eropa Tidak Memasukkan Pengawal Revolusi ke Daftar Teroris, Iran: Tembak Kaki Sendiri
- Sekutu Kumpul di Jerman Bahas Strategi Konflik Ukraina, Mantan Presiden Sebut Kekalahan Rusia Bisa Picu Perang Nuklir
- Tegaskan Kekerasan Israel-Palestina Harus Dihentikan, Utusan PBB: Banyak Korban Jiwa
- Libur Tahun Baru Imlek, Presiden Xi Jinping Khawatirkan Penyebaran COVID-19 di Pedesaan
"Kami ingin menghindari kecelakaan nuklir, oleh karena itu kami beralih ke IAEA untuk keamanan dan perlindungan," ujar PM Shmyhal.
Diketahui, Grossi tetap mendesak untuk membentuk zona perlindungan keselamatan dan keamanan nuklir di sekitar Zaporizhzhia, di mana IAEA telah hadir selama lebih dari empat bulan.
"Saya tetap bertekad untuk mewujudkan zona perlindungan yang sangat dibutuhkan secepat mungkin. Konsultasi saya dengan Ukraina dan Rusia mengalami kemajuan, meskipun tidak secepat yang seharusnya," kata Grossi dalam pernyataan Hari Selasa.