SAR Fokus Cari 6 Kru Hilang di Lokasi Kapal TB Muara Sejati Sempat Kirim Sinyal Bahaya
BABEL - Kapal Tugboat (TB) Muara Sejati yang diduga tenggelam di Perairan Selat Karimata, Kepulauan Bangka Belitung (Babel), menyisakan enam kru yang masih dinyatakan hilang. Sedangkan empat lainnya berhasil dievakuasi.
Kepala Basarnas Pangkalpinang, I Made Oka Astawa mengatakan, pencarian korban hari ini difokuskan di area Kapal TB Muara Sejati sempat kirim sinyal bahaya atau di sekitaran Selat Karimata.
Adapun enam kru yang dimaksud, Fachrul Fuazi (34), Adi Taruk Kendek (29), Lukman Nul Hakim (40), Sunardi (24), Ari Setiawan (25) dan Arif Rizki Alfianto (25).
"Empat kru kapal itu selamat dan berhasil dievakuasi yang hanyut sampai di perairan Laut Tanjung Binga Belitung, mereka menyelamatkan diri menggunakan liferaft atau sekoci darurat," kata I Made Oka dalam keterangannya, Senin 2 Desember, disitat Antara.
Sebanyak empat kru yang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, yakni John Kakalang (66) merupakan kapten kapal, Kurniawan Iman Setiaji (27) sebagai masinis 3, Anton Mazuki (51) bertugas di bagian Oilier dan Asril Basri (24) sebagai juru mudi.
Baca juga:
- Sudah Berbulan-bulan Vaksin COVID-19 untuk Anak Kosong, Kemenkes: Masih Tunggu Produksi Dalam Negeri
- Dianggap Tabu Tapi Dilakukan, Budaya Korupsi Berjemaah Masih Jadi Kendala KPK Berantas Rasuah
- Catatan PKS untuk Pemerintah Selama 2022: Kinerja Masih Jauh dari Harapan
- WALHI Nilai Wacana Kenaikan Tarif KRL Mengkerek Budaya Malas Pakai Transportasi Umum
I Made Oka menjelaskan, Kapal TB Muara Sejati menggandeng Tongkang Ketapang 1 bermuatan batu baru dari Palembang sejak 25 Desember 2022 menuju Pelabuhan Sanggau Pontianak. Pada 30 Desember, pihaknya menerima distress alert (sinyal bahaya) dari kapal tersebut.
Basarnas menerima sebanyak 13 kali LUT (Local User Terminal) terkait informasi pancaran sinyal distress alert dari Kapal TB Muara Sejati dari pukul 06.38 WIB hingga 10.25 WIB.
LUT diketahui merupakan ground segment dari COSPAS-SARSAT yang berfungsi untuk menerima sinyal dari satelit untuk memperhitungkan posisi distress alert yang dipancarkan oleh Beacon (ELT, EPIRB dan PLB).
Dia pun mengimbau agar seluruh pelayaran harus benar-benar memperhatikan kondisi cuaca di perairan laut yang saat ini tengah kondisi ekstrem. "Terutama kapal nelayan harus melengkapi alat keselamatan," tandasnya.