Verifikasi Calon Panglima TNI Dikebut, Hari Ini Harus Selesai
JAKARTA - Komisi I DPR telah menerima berkas dan data calon Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, untuk diverifikasi sebagai tahapan awal sebelum dilanjutkan ke pelaksanaan uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test.
Proses verifikasi data, fit and proper test hingga verifikasi faktual dengan menyidak langsung kediaman Yudo Margono dikebut hari ini. Komisi I DPR menargetkan, proses pergantian panglima harus selesai hari ini juga.
Selanjutnya, hasil mekanisme akan dilaporkan ke pimpinan DPR dan dibawa ke dalam rapat paripurna untuk diambil persetujuan.
"Pagi ini kita mulai dengan terima verifikasi berkas sekitar jam 10 hadir dari Mabesal atau stafnya Pak Yudo itu menyerahkan dulu, belum Pak Yudo-nya sendiri, baru menyerahkan berkas diterima kita periksa, berkas sudah sesuai, baru kita laksanakan fit and proper test," ujar anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno atau Dave Laksono, Jumat, 2 Desember.
Fit and proper test dijadwalkan mulai pukul 13.30 WIB dengan agenda rapat dengan pendapat umum (RDPU). Waktu rapat diperkirakan kurang lebih selama 2-3 jam.
"Jadi memang judul rapat RDPU, akan tetapi sifatnya itu fit n proper test panglima TNI, diperkirakan selesai jam 4 sore," tambah Dave.
Kemudian, lanjut Dave, pukul 16.00 WIB perwakilan Komisi I DPR akan melanjutkan proses verifikasi faktual dengan menyambangi kediaman KSAL Yudo Margono.
"Jadi langsung hari ini juga kita sistem ngebut," kata Dave.
Dave mengungkapkan, fit and proper test calon Panglima TNI akan digelar secara terbuka dan tertutup. Yakni terbuka untuk pemaparan, dan tertutup untuk pendalaman.
"Kemungkinan sih pada saat pemaparan terbuka, tapi pendalaman tertutup karena ada beberapa hal sensitif yang tidak bisa kita buka secara langsung," ungkap politikus Golkar itu.
"Ya pasti tanya jawab. Jadi mungkin setelah pemaparan beliau, lalu masing-masing fraksi bertanya, bila ingin pendalaman dari masing-masing anggota pasti dipersilahkan," sambung Dave.
Adapun materi pendalaman, Dave menilai, Komisi I DPR bakal mendalami soal peremajaan alutsista dengan keterbatasan anggaran, situasi Papua, penegakan hukum, lalu potensi mitigasi keamanan.
Baca juga:
- COVAX Telah Salurkan 1,84 Miliar Dosis Vaksin COVID-19 ke 92 Negara
- Ini Penting! Jokowi Minta Kepala Daerah Pelototi Pergerakan Inflasi dari Jam ke Jam
- Kabar Gembira! Pemerintah Bakal Beri Subsidi Motor Listrik Rp6,5 Juta Tahun Depan
- Hari Kelima Pencarian Helikopter Polri, Tim SAR Gabungan Kerahkan Semua Peralatan
"Laut China Selatan itu hanya satu, ada banyak loh ancaman kita. Jadi jangan fokus laut China Selatan, masih ada selain Papua ada di Selat Malaka, bagian Selatan Indonesia itu juga butuh penjelasan dari beliau, karena mengingat jumlah flit kuta yang tak terlalu banyak, sementara wilayah luas dan ancaman itu besar, itu kita ingin perdalam, gimana beliau. Apakah kita butuh kapal induk misalnya, memperbanyak, apakah berpatroli, hal itu yang kita dalami," jelas Dave.
Dave berharap, Yudo Margono bisa menjalani proses hari ini dengan baik dan lancar. Sebab, meski langsung ditunjuk Presiden Joko Widodo namun bila calon panglima TNI tak memenuhi syarat maka DPR bisa mengambil keputusan tidak menerima.
"Ya bagaimana dia bisa menjelaskan, memaparkan. Kalau memang jauh yang kita harapkan, itu beda cerita. Tetapi saya yakin pasti akan berjalan dengan baik," pungkas Dave Laksono.