Komisi Eropa Sebut Hadiah Vodka Presiden Vladimir Putin untuk Ulang Tahun Mantan PM Italia Silvio Berlusconi Langgar Sanksi
JAKARTA - Sebanyak 20 botol vodka yang dikirim Presiden Vladimir Putin sebagai hadiah ulang tahun untuk mantan PM Italia Silvio Berlusconi, melanggar sanksi Eropa yang diberlakukan setelah invasi ke Ukraina, sebut Komisi Eropa, Kamis.
Berlusconi, yang partainya Forza Italia akan menjadi anggota pemerintah koalisi baru Italia, menimbulkan kontroversi minggu ini, ketika dia mengatakan kembali berhubungan dengan Putin dan baru-baru ini bertukar 'surat manis' dengan Presiden Rusia itu.
"Untuk ulang tahun saya, dia mengirimi saya 20 botol vodka dan surat yang sangat manis," kata Berlusconi, yang berusia 86 tahun bulan lalu, kepada anggota parlemen majelis rendahnya, menurut audio yang dikeluarkan oleh kantor berita LaPresse, dikutip dari Reuters 21 Oktober.
"Saya menjawabnya dengan beberapa botol Lambrusco (anggur) dan surat yang sama manisnya," lanjut Berlusconi
Terkait hal itu, juru bicara Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan menyampaikan, paket sanksi Uni Eropa yang disepakati pada April memperpanjang larangan impor untuk barang-barang Rusia termasuk minuman beralkohol, termasuk vodka, menambahkan tidak ada pengecualian untuk hadiah.
Namun, terserah kepada masing-masing negara anggota UE untuk menerapkan sanksi, kata mereka.
Baca juga:
- Belum Ada Pencalonan Resmi, Rishi Sunak dan Boris Johnson Difavoritkan Jadi PM Inggris Berikutnya
- Sempat Dipenjara 28 Tahun Karena Kongkalikong Aparat dan Bandar Narkoba, Tiga Pria Ini Dibebaskan Setelah Hukumannya Dicabut
- Diduga Terlibat Skema Penyelundupan Teknologi Militer, Warga Rusia Ditangkap Otoritas Amerika Serikat
- Rusia Sebut Bantuan Senjata Barat untuk Ukraina Mayoritas Masuk Pasar Gelap, Europol Telah Keluarkan Peringatan
Sementara itu, seorang juru bicara partai membantah Berlusconi kembali berhubungan dengan Putin, mengatakan dia telah mengatakan kepada anggota parlemennya "sebuah cerita lama yang mengacu pada sebuah episode bertahun-tahun yang lalu."
Forza Italia kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, posisi Berlusconi dan partai dalam perang di Ukraina "sejalan dengan posisi Eropa dan Amerika Serikat," dan "tidak ada ruang untuk ambiguitas dan tidak pernah ada."