Kritik Komentar Donald Trump Tentang Yahudi Amerika Serikat, Gedung Putih: anti-Semit dan Menghina Sekutu Kami

JAKARTA - Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menilai komentar Donald Trump akhir pekan lalu, yang menyebut orang Yahudi Amerika tidak cukup memuji kebijakannya mengenai Israel sebagai anti-Semit dan penghinaan.

"Komentar Donald Trump adalah anti-Semit, seperti yang Anda semua tahu, menghina orang Yahudi dan sekutu Israel kami," kata Jean-Pierre kepada wartawan, melansir Reuters 18 Oktober.

Terkait hal ini, seorang juru bicara Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Diberitakan sebelumnya, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Hari Minggu mengkritik orang-orang Yahudi di negara itu, karena tidak cukup memuji kebijakannya terhadap Israel, memperingatkan bahwa mereka perlu "mengumpulkan tindakan mereka" sebelum "sudah terlambat."

Komentar yang dibuat di platform media sosial Trump, Truth Social, memainkan peran antisemitisme bahwa orang-orang Yahudi AS memiliki loyalitas ganda kepada AS dan Israel, dan itu langsung menuai kecaman.

"Tidak ada Presiden yang telah berbuat lebih banyak untuk Israel daripada yang saya lakukan," tulis Trump sebelum mengatakan, agak mengejutkan bahwa "umat Injili kita yang luar biasa jauh lebih menghargai ini daripada orang-orang beragama Yahudi, terutama mereka yang tinggal di AS," dilansir dari CNN.

Terkait hal ini, pemimpin American Defamation League Amerika Jonathan Greenblatt, menilai Trump melakukan "Jewsplaining."

"Kami tidak membutuhkan mantan presiden, yang menyukai para ekstremis dan antisemit, untuk menceramahi kami tentang hubungan AS-Israel. Ini bukan tentang quid pro quo; itu bertumpu pada nilai-nilai bersama dan kepentingan keamanan. 'Jewsplaining' ini menghina dan menjijikkan," tulisnya.

Komentar Trump menggemakan argumen yang telah dia buat sebelumnya. Dalam sebuah wawancara Desember lalu, mantan Presiden itu berpendapat bahwa orang Yahudi Amerika "tidak menyukai Israel atau tidak peduli dengan Israel," dan juga mengulangi klaimnya bahwa kaum evangelis "lebih mencintai Israel daripada orang Yahudi di Negeri Paman Sam."