Epic Games Kembali Tuduh Google Hilangkan Bukti Kasus secara Sengaja
JAKARTA - Epic Games kembali menuduh Google menghapus obrolan karyawan yang dianggapnya akan menjadi bukti dalam gugatan lanjutan. Penerbit gim Fortnite itu meminta hakim untuk memberi sanksi kepada Google karena tindakannya.
Sebuah pengajuan baru dilaporkan pada Jumat lalu oleh wakil presiden senior kebijakan publik Yelp, Luther Lowe.
Dalam pengajuan itu, Epic Games menuduh karyawan Google menggunakan Google Chat untuk berkomunikasi dan dengan sengaja menghapus percakapan tersebut setelah 24 jam, yang merupakan pengaturan default.
"Setiap administrator Google Chat, aplikasi yang dikembangkan oleh Google dapat mengubah pengaturan default ini kapan saja untuk semua penjaga." tulis pengajuan.
"Google tidak pernah mengklaim sebaliknya. Tetapi Google memilih untuk tidak mengubah pengaturannya," sambungnya.
Karena hal ini, Epic Games meminta hakim untuk memberi sanksi kepada Google dan menganggap percakapan yang dihapus itu tidak menguntungkan perusahaannya, atau setidaknya Google memberi tahu hakim bahwa percakapan itu telah dihapus.
Epic Games juga mencurigai kenapa percakapan itu harus dihapus. Namun, Google mengatakan obrolan karyawannya pada umumnya tidak substantif.
"Setiap saran bahwa kami belum menyimpan dan menghasilkan dokumen responsif dalam gugatan ini adalah salah. Kami menantikan untuk mengajukan kasus kami di pengadilan dan kami yakin bahwa kami akan menang dalam sengketa penemuan yang tidak perlu ini," jelas Google.
Baca juga:
Melansir CNET, Minggu, 16 Oktobr, ini adalah peristiwa terbaru dalam gugatan selama dua tahun yang sebenarnya dimulai ketika Epic Games berusaha membuat Google menghapus versi seluler dari gim Fortnite-nya dari Play Store pada 2020.
Tak lama kemudian, Epic Games mengambil tindakan serupa karena Fortnite ditarik dari App Store. Tetapi, Apple memenangkan kasus itu pada September 2021.
Sebenarnya, dengan menghadirkan tindakan hukum adalah upaya besar Epic Games untuk berhenti membayar 30 persen dari penjualan aksesori dan pembelian dalam gim lainnya kepada dua raksasa teknologi itu.
Image Credit: dok. Epic Games