13 Orang Tewas dalam Serangan Roket Rusia, Presiden Zelensky: Kami Tidak akan Membiarkan Tanpa Jawaban
JAKARTA - Ukraina akan menanggapi penembakan Rusia terhadap sebuah kota dan perlu mempertimbangkan bagaimana menimbulkan kerusakan sebanyak mungkin di pihak Rusia, untuk mengakhiri perang dengan cepat, kata Presiden Volodymyr Zelensky Hari Rabu.
Ukraina mengatakan 13 orang tewas dan 10 luka-luka, ketika Rusia menembakkan roket ke Marhanets dari wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir yang direbutnya di wilayah Dnipropetrovsk.
"Angkatan bersenjata Ukraina, intelijen kami dan badan penegak hukum kami tidak akan membiarkan penembakan Rusia hari ini di wilayah Dnipropetrovsk tanpa jawaban," ujar Presiden Zelensky dalam pidato video larut malam, melansir Reuters 11 Agustus.
Serangan itu, katanya, menggarisbawahi perlunya sekutu untuk memasok senjata yang lebih kuat ke militer Ukraina.
"Semakin banyak kerugian yang diderita penjajah, semakin cepat kami dapat membebaskan tanah kami dan memastikan keamanan Ukraina," ujar Presiden Zelensky.
"Inilah yang harus dipikirkan oleh setiap orang yang membela negara kita dan membantu Ukraina, bagaimana menimbulkan kerugian sebesar mungkin pada penjajah untuk mempersingkat perang," tegasnya.
Baca juga:
- Enam Jam Diperiksa Jaksa Agung New York, Donald Trump Menolak Menjawab Pertanyaan
- Puluhan Anggota Kelompok Bersenjata Terkait ISIS Serbu Penjara Kongo: Dua Polisi Tewas, 800 Tahanan Melarikan Diri
- Tiga Orang Tewas Akibat Banjir, Seoul akan Larang Rumah Bawah Tanah dan Semi-Basemen
- Diduga Buat Cuitan akan Terjadi 'Ledakan' saat Parade Hari Nasional, Seorang Remaja Ditangkap Polisi Singapura
Perang yang dimulai dengan pasukan Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari, telah membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal, membunuh ribuan warga sipil dan meninggalkan kota-kota dan desa-desa dalam reruntuhan.
Ukraina dan sekutu Baratnya menuduh pasukan Rusia menargetkan warga sipil dan kejahatan perang, tuduhan yang ditolak Rusia.