22 Orang Tewas Akibat Serangan Roket Rusia pada Hari Kemerdekaan Ukraina, Presiden Zelensky: Tidak Ada Jejak Kejahatan Ini yang akan Tersisa
Dampak serangan roket Rusia di stasiun kereta Chaplyne di hari ulang tahun Kemerdekaan Ukraina 24 Agustus. (Twitter/@DmytroKuleba)

Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 22 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, akibat serangan roket Rusia di stasiun kereta pada Hari Kemerdekaan Ukraina, kata Presiden Volodymyr Zelensky.

Dalam pidato video kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Presiden Zelensky mengatakan roket menghantam sebuah kereta api di kota kecil Chaplyne, sekitar 145 km (90 mil) barat Donetsk yang diduduki Rusia di Ukraina timur. Empat gerbong terbakar, katanya.

"Chaplyne adalah penderitaan kami hari ini. Sampai saat ini ada 22 orang tewas," kata Zelenskiy dalam pidato video malam kemudian, menambahkan Ukraina akan membuat Rusia bertanggung jawab atas semua yang telah dilakukannya, melansir Reuters 25 Agustus.

"Kami tanpa ragu akan mengusir penjajah dari tanah kami. Tidak ada jejak kejahatan ini yang akan tersisa di Ukraina kami yang bebas," tegasnya.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai serangan ini.

Sehari sebelumnya, Presiden Zelensky telah memperingatkan risiko 'provokasi Rusia yang menjijikkan' pada Hari Kemerdekaan, yang bersamaan dengan enam bulan invasi negara itu ke Ukraina.

Perayaan hari libur nasional 24 Agustus dibatalkan, tetapi banyak orang Ukraina menandai kesempatan itu dengan mengenakan kemeja bordir khas pakaian nasional.

Diketahui, sirene serangan udara meraung setidaknya tujuh kali di ibukota Kyiv pada siang hari meskipun tidak ada serangan yang terjadi.