Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya tujuh orang tewas, termasuk seorang bayi berusia 22 hari, dalam serangan Rusia di wilayah Kherson, Ukraina selatan pada Hari Minggu, mendorong pemerintah mengumumkan hari berkabung Senin ini, sementara Presiden Volodymyr Zelensky berjanji akan menegakkan keadilan.

Kyiv merebut kembali sebagian wilayah Kherson dari pendudukan Rusia pada November lalu, namun pasukan Kremlin terus menggempur ibukota regional dan daerah-daerah di sekitarnya dari seberang Sungai Dnipro.

Lima orang tewas di Desa Shyroka Balka, termasuk seorang bayi perempuan berusia 22 hari, saudara laki-lakinya yang berusia 12 tahun yang meninggal akibat luka serius di rumah sakit dan ibu mereka yang berusia 39 tahun, Olesia, kata Presiden Zelensky.

"Para teroris tidak akan pernah mau berhenti membunuh warga sipil," Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko menulis dalam sebuah unggahan di Telegram, melansir Reuters 14 Agustus.

"Para teroris harus dihentikan. Dengan kekuatan. Mereka tidak mengerti hal lain," lanjutnya.

Dua orang, termasuk pendeta sebuah gereja, terbunuh di desa tetangga, Stanislav, menurut Gubernur Oleksandr Prokudin.

Selain itu, tiga orang masing-masing di Kota Kherson dan Kota Beryslav terluka, menurut kementerian dalam negeri, dan korban juga dilaporkan di lima pemukiman lain di seluruh wilayah tersebut.

"Hari ini wilayah Kherson bergidik karena berita yang mengerikan. Kherson, Veletenske, Zolota Balka, Stanislav, Komyshany, Shyroka Balka..." Prokudin menulis di Telegram, membuat daftar permukiman yang terkena serangan hari Minggu.

Malam harinya, pemerintah lokal Kherson mengatakan serangan udara dan penembakan artileri telah melukai seorang wanita berusia 31 tahun dan seorang pria serta merusak setidaknya 12 rumah di Kota Bilozerka.

Dalam unggahan di Telegram, dikatakan tiga bom udara telah merusak beberapa rumah di Desa Odradokamianka.

Sementara itu, Presiden Zelensky mengatakan, hingga pukul 18.00, ada 17 laporan penembakan di wilayah Kherson saja pada Hari Minggu, serta insiden di wilayah Mykolaiv, Zaporizhzhia, Donbas, Kharkiv, dan di daerah perbatasan di timur laut Ukraina.

"Tidak ada hari di mana kejahatan Rusia tidak mendapat tanggapan yang sepenuhnya adil," katanya dalam pidato video malam hari.

Dia menyebutkan target-target Rusia di masa lalu, termasuk peralatan, depo, dan Jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea yang diduduki dengan Rusia, yang baru-baru ini diakui oleh badan intelijen dalam negerinya telah disabotase pada Bulan Oktober lalu, sebagai "bukti bahwa kami tidak akan membiarkan kejahatan Rusia tidak terjawab."

Diketahui, militer Ukraina melancarkan serangan balasan pada Bulan Juni untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia di bagian tenggara, namun belum melakukan upaya signifikan untuk menyeberangi Dnipro, guna mencapai sisi lain wilayah Kherson.