JAKARTA - Jepang dan Amerika Serikat tengah berupaya untuk mencapai kesepakatan pengembangan pencegat rudal jenis baru, yang mampu mendeteksi rudal hipersonik, saat pemimpin kedua negara direncanakan bertemu pekan ini.
Hal tersebut diperkirakan akan dibahasa saat Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden AS Joe Biden menggelar pertemuan bilateral Jumat mendatang. PM Kishida sendiri memulai kunjungannya ke Negeri Paman Sam pada Hari Kamis, seperti dikutip dari NHK 14 Agustus.
Rencana ini tidak terlepas dari Korea Utara dan China yang tengah mengembangkan senjata yang sulit dideteksi, seperti rudal hipersonik yang melesat sekitar lima kali lebih cepat daripada kecepatan suara, dan rudal balistik dengan lintasan yang tidak beraturan.
Washington dan Tokyo berencana untuk bersama-sama mengembangkan pencegat rudal jenis baru dalam upaya untuk memperkuat kemampuan pencegahan dan respons mereka.
Selain itu, kedua negara juga berharap dapat memperkuat kerja sama untuk memperkenalkan program konstelasi satelit. Hal ini akan melibatkan satelit kecil yang bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen.
Tidak seperti hulu ledak balistik pada umumnya, yang terbang pada lintasan yang dapat diprediksi saat jatuh dari angkasa ke targetnya, proyektil hipersonik dapat mengubah arah, sehingga lebih sulit untuk ditargetkan, seperti dikutip dari Reuters.
Presiden Biden dan PM Kishida akan bertemu di sela-sela pertemuan puncak trilateral dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di tempat peristirahatan kepresidenan, Camp David di Maryland.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Negeri Sakura dan Negeri Paman Sam sepakat pada Bulan Januari, untuk mempertimbangkan pengembangan pencegat dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dengan Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi dan Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada.
Jika terealisasi, kesepakatan ini akan menjadi kolaborasi kedua dalam teknologi pertahanan rudal.
Jepang dan AS sebelumnya mengembangkan rudal jarak jauh yang dirancang untuk menghantam hulu ledak di ruang angkasa, yang dikerahkan Jepang di kapal-kapal perang di laut, antara Jepang dan semenanjung Korea, untuk melindungi diri dari serangan rudal Korea Utara.