Korban Tewas di Stasiun Ukraina Bertambah Jadi 25 Orang, Rusia Klaim Hantam Kereta Militer dengan Rudal Iskander
Dampak serangan roket Rusia di stasiun kereta Chaplyne di hari ulang tahun Kemerdekaan Ukraina 24 Agustus. (Twitter/@DmytroKuleba)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia mengakui serangan di stasiun kereta Ukraina saat HUT Kemerdekaan kemarin dilakukan pihaknya, menyebutnya sebagai sasar militer sementara jumlah korban tewas bertambah.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Hari Kamis, pasukannya telah menyerang sebuah stasiun kereta api di Ukraina timur, membenarkan serangan yang menurut Kyiv juga menghantam pemukiman warga di sekitar stasiun, melansir Reuters 25 Agustus.

Dalam briefing hariannya Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, sebuah rudal Iskander telah menghantam kereta militer pada Hari Rabu di stasiun Chaplyne, yang disebut digunakan untuk mengirimkan senjata ke pasukan Ukraina di garis depan di wilayah Donbas timur.

"Sebagai akibat dari serangan langsung rudal Iskander terhadap kereta militer di stasiun kereta api Chaplyne di wilayah Dnipropetrovsk, lebih dari 200 prajurit cadangan Angkatan Bersenjata Ukraina dan 10 unit peralatan militer hancur, dalam perjalanan ke zona tempur di Donbas," kata kementerian dalam sebuah pernyataan, seperti mengutip BBC.

Terpisah, Pembantu Presiden Ukraina Kyrylo Tymoshenko mengatakan 21 orang tewas ketika serangan menghantam stasiun kereta api dan membakar lima gerbong kereta api.

Sementara, seorang anak laki-laki tewas ketika sebuah rudal menghantam rumahnya di sekitarnya. Korban tewas naik menjadi 25 pada Kamis, setelah tiga mayat lagi diambil dari puing-puing, katanya.

Diketahui, serangan Chaplyne dan penembakan artileri kota-kota garis depan, termasuk Kharkiv, Mykolaiv, Nikopol dan Dnipro, mengikuti peringatan Presiden Volodymyr Zelensky, saat dan di sekitar HUT Kemerdekaan Ukraina.