Pertama Kali di Indonesia, Pertandingan Tinju Gunakan Konsep Pay-Per-View
JAKARTA - Tinju nasional diyakini bakal terus berkembang. Sejumlah terobosan dilakukan para promotor demi meningkatkan kesejahteraan para petinju dengan harapan muncul petinju-petinju baru yang bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Satu di antaranya adalah rencana Holywings Sport Show menerapkan sistem tayangan berbayar. Langkah ini dilakukan untuk menaikkan bayaran petinju dalam ajang bertajuk HSS Jilid II di Holywings Gatsu Club V, Jakarta, pada 12 Juni.
Co-Founder Holywings, Ivan Tanjaya mengatakan, konsep pay-per-view lumrah digunakan olahraga tinju di luar negeri seperti Amerika Serikat. Namun di Indonesia, baru kali ini digunakan.
Pencinta tinju di tanah air bisa menyaksikan laga-laga sengit HSS Jilid II dengan membayar Rp35 ribu dan bayaran ini bakal berpengaruh kepada bayaran petinju yang berlaga.
"Dengan konsep ini kami ingin petinju yang bertanding mendapatkan penghasilan lebih besar. Di Indonesia bayaran petinju masih rendah. Kami ingin petinju mendapatkan ratusan bahkan miliaran setiap berlaga. Saya ingin seperti di luar negeri," kata Ivan, seperti dilansir Antara.
Baca juga:
- Jermall Charlo Ingin Lawan Canelo, Tolak Benavidez: Saya Pertarungan Terbesar untuk Petarung Manapun
- Terungkap! Ini yang Dibicarakan Mayweather dan McGregor pada Akhir Pertarungan Mereka 5 Tahun Silam
- Tantang Haney Duel Ulang Sesuai Klausul, Kambosos: Akhir November, Ayo Bertarung!
- Pol Espargaro soal Blunder Sang Kakak di MotoGP Barcelona: Aleix Pasti Sangat Fokus
Dengan bayaran tinggi, lanjut Ivan, taraf hidup petinju juga akan lebih baik sehingga petinju-petinju baru di Indonesia akan muncul.
Guna menarik penonton, HSS turut memadukan pertandingan tinju profesional dengan laga selebritas demi menarik lebih banyak minat masyarakat dalam menyaksikan tinju.
"Kalau petinju yang belum terkenal, orang tidak akan tahu dan tidak tertarik untuk menonton. Tapi kalau selebritas yang bertanding, banyak orang yang tertarik. Jadi dari situ, kami mengajak selebritas untuk turut andil dalam membangkitkan tinju di Tanah Air," kata Ivan.
Ivan menargetkan 1 juta penonton menyaksikan event yang mempertandingkan partai utama Defry Palulu versus petinju asal India Asad Asif Khan tersebut.
Senada dengan Ivan, promotor Armin Tan mengatakan tayangan berbayar memang baru digunakan di Indonesia, tapi dia optimistis petinju di Indonesia menjadi mendapatkan bayaran lebih besar.
"Kalau tidak dicoba, tidak akan pernah tahu. Menurut saya ini adalah industri yang bagus. Saya kira kami pionirnya dan harus percaya diri," kata Armin.
Selain Defry Palulu vs Asad Asif Khan, ajang ini juga menyuguhkan duel sengit Mark De Mori vs Mark de Mori, Andika Sabu melawan Wandi Priman Hulu, dan John Basan menghadapi Hadirman Waruwu.
Kemudian ada juga Filipus Rangga vs Paisal Andreas Panjaitan, Andicka Mamesah melawan Theodorus Ginting, dan Sunan Agung Amoragam ditantang Christo Raga.
Sementara untuk seleb fight, deretan selebritas papan atas akan memeriahkan HSS Jilid II, termasuk Nikita Mirzani melawan Dinar Candy.
Ada juga Barbie Kumalasari vs Irma Dharmawangsa, El Rumi melawan Winson Reynaldi, Sabian Tama menghadapi Nicholas Sean, dan Mario Lawalata berduel dengan Roy Ricardo.