Tantang Haney Duel Ulang Sesuai Klausul, Kambosos: Akhir November, Ayo Bertarung!
George Kambosos (Instagram @georgekambososjr)

Bagikan:

JAKARTA - George Kambosos Jr menantang Devin Haney untuk duel ulang perebutan empat titel mayor WBA Super, IBF, WBC, dan WBO kelas ringan pada November atau sesuai dengan klausul sebelumnya.

"Akhir November, kami bisa melakukannya lagi. Ayo berikan pertarungan yang hebat kepada penggemar. Ayo bertarung!" kata Kambosos seperti dilansir Antara dari Bad Left Hook, Senin.

Kambosos kalah angka mutlak dari Haney yang secara resmi menjadi juara dunia sejati kelas 61,2 kg di Marvel Stadium, Docklands, Melbourne, Australia, Minggu kemarin.

Pada konferensi pers usai laga, Kambosos memuji penampilan lawan dan dia mengatakan bakal bangkit dalam pertandingan ulang nanti.

"Saya pikir, saya membuatnya beberapa kali kesakitan. Tapi ini hasilnya. Dia lincah dan menang angka. Dia melakukan tugasnya dengan baik. Sekarang, dia adalah juara dari apa yang dikatakan juri, dan kami akan melakukannya lagi," kata Kambosos.

Dalam kesempatan ini, petinju asal Australia itu juga mengatakan memetik pelajaran penting dalam pertandingan tersebut.

"Ini bukan akhir bagi saya. Kami akan rematch. Saya akan terus melakukan yang terbaik dan saya sangat bangga telah membawa pertarungan besar di sini dan bangga membawa pertarungan besar lainnya pada akhir tahun nanti," katanya.

Pada laga sebelumnya, Kambosos mempertaruhkan tiga gelar juara yakni WBA Super, IBF, dan WBO yang diraih usai mengalahkan Teofimo Lopez di Madison Square Garden Theater, New York, 27 November 2021.

Namun dalam laga penyatuan empat gelar, kemarin, dia kalah angka dari Haney.

Ketiga juri yang bertugas sepakat memberikan kemenangan untuk Haney. Juri Zoltan Enyedi memberikan 116-112, Pawel Kardyni dengan 118-110, dan Benoit Roussel memberikan angka 116-112.

Selain kehilangan gelar, kekalahan tersebut juga merusak rekor tak terkalahkan Kambosos dalam 20 laga sebelumnya.

Sementara bagi Haney, kemenangan membuat dirinya dinobatkan sebagai juara dunia sejati setelah predikat tersebut dipegang Pernell Whitaker pada 90-an, sekaligus memperpanjang rekor tak terkalahkan dalam 28 laga sepanjang karier profesional.