JAKARTA - Akhir pekan ini, pencinta tinju dunia akan kembali disuguhkan dengan duel menarik antara dua petinju yang memiliki rekor tak terkalahkan di kelas ringan yakni George Kambosos Jr dan Devin Haney.
Mereka bakal naik ring berebut status juara dunia tak terbantahkan era empat sabuk (WBA Super, IBF, WBO, dan WBC) divisi 61,2 kg di Marvel Stadium, Docklands, Melbourne, Australia, Minggu besok.
Segala macam promosi telah dilakukan, termasuk konferensi pers terakhir jelang laga pada Jumat kemarin. Sebelum itu, kedua petinju juga tampil dalam latihan terbuka, memamerkan tubuh dan ketangkasan mereka di jalanan Melbourne.
Momen ini dimanfaatkan penggemar untuk foto bersama di tengah atmosfer persaingan antara Kambosos Jr dan Devin Haney kian memanas.
Meski demikian, tak ada perang urat saraf di antara mereka pada konferensi terakhir. Kondisi ini berbeda dari sebelumnya, kala kalimat saling menyudutkan terlontar dari mereka.
Yang jelas, pertandingan nanti diprediksi sengit. Sebab, petinju dengan status juara dunia tak terbantahkan kelas ringan akan lahir kembali setelah terakhir Pernell Whitaker pada era 90-an.
Selain itu, ajang ini juga dapat dikatakan menjadi yang terbesar di Australia setelah laga Jeff Horn mengalahkan Manny Pacquiao pada 2017.
Berbicara mengenai pertandingan nanti, berbagai pengamat tinju berbeda pendapat. Banyak yang menjagokan Kambosos, namun tak sedikit pula yang mengatakan Haney bakal memenangi pertandingan nanti.
Yang jelas, laga nanti akan menjadi penentu pemegang empat gelar mayor WBA Super, WBC, IBF, dan WBO kelas ringan. Sedangkan yang kalah jelas rekor tak terkalahkan langsung sirna.
Berkaca dari pengalaman bertanding, Haney jauh lebih unggul dibandingkan Kambosos yang diuntungkan karena bertanding di hadapan publik sendiri.
Pertandingan ini bagi Haney sekaligus ujian mental karena untuk kali pertama bertarung di luar Amerika Serikat dan Meksiko.
Selain itu, ayah Haney, Bill dan pelatih Ben Davison tidak dapat melakukan perjalanan ke Australia karena masalah visa.
Pun demikian dengan mantan juara kelas ringan IBF sekaligus mitra latih tanding dan mantan lawan Kambosos, Mickey Bey, yang tidak ke Australia karena sedang mempersiapkan pertarungan melawan Tevin Farmer.
Namun tampaknya semua itu tidak menjadi kendala bagi Haney yang tetap fokus memenangi duel kali ini.
Kambosos bakal mencoba membuat kejutan seperti saat berhadapan dengan Lopez. Namun Haney adalah petinju yang jauh lebih baik daripada Lopez dan merupakan petinju murni di divisi kelas ringan.
Haney memiliki kesabaran. Dia akan memainkan ritme dan mengambil kesempatan melancarkan pukulan. Hal tersebut dia lakukan dalam 15 laga yang berakhir dengan hasil KO.
BACA JUGA:
Haney jago dalam bertahan dan akan berusaha mengendalikan kecepatan dan mengubahnya menjadi pertarungan teknis daripada slugfest.
Bila konsisten melancarkan serangan, Haney mungkin bisa menyelesaikan pertandingan sebelum ronde 12 dibunyikan.
Haney harus melakukan segala daya untuk membuktikan bahwa dia yang terbaik. Bertarung hingga lonceng terakhir dibunyikan tampaknya bukan pilihan yang tepat bagi Haney yang bertarung di kandang Kambosos.
Akankah hakim berperan dalam hal ini? Tentu harapan besar laga ini tidak seperti hasil Jeff Horn versus Manny Pacquiao yang ditentukan oleh hakim yang bertugas dan menjadi kontroversial.
Adapun bila berkaca dari statistik kedua petinju, Haney diprediksi bisa meraih kemenangan. Dengan catatan, dia harus bisa memainkan ritme karena dalam dunia tinju, satu pukulan bisa mengubah segalanya.