Pembahasan Tarif Integrasi Transportasi Jakarta Molor, DPRD Sebut Finalisasi Pekan Depan
JAKARTA - Ketua Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta Ismail mengaku pembahasan mengenai rencana penetapan tarif transportasi Jakarta yang terintegrasi masih molor. Padahal, target penerapan tarif integrasi akan dilakukan pada akhir Maret 2022.
Namun, Ismail menyebut pembahasan tarif integrasi pada sejumlah moda transportasi akan dilanjutkan pekan depan pada rapat bersama Pemprov DKI.
"Insyaallah pekan depan kita akan rapat lanjutan. Sebenarnya mau kita usahakan beberapa waktu lalu. Namun mengingat beberapa pihak terkait seperti Asisten Perekonomian, Kepala Dinas Perhubungan, itu sedang mendampingi (kegiatan) Gubernur, maka kita belum bisa melakukan," kata Ismail kepada wartawan, Jumat, 2 Juni.
Ismail menuturkan, pada pekan depan, DPRD DKI Jakarta akan mengeluarkan rekomendasi terhadap usulan Pemprov DKI yang mengajukan tarif perjalanan menggunakan transportasi umum, yakni Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta dengan nominal Rp10 ribu.
Ismail menuturkan, pada pendalaman pembahasan tarif integrasi terakhir kali, kemungkinan besar DPRD akan menyetujui tarif yang akan dibebankan kepada masyarakat sebesar Rp10 ribu selama tiga jam menggunakan beberapa moda transportasi yang diajukan Pemprov DKI.
"Terkait nilai yang diajukan yaitu Rp10 ribu, dari hasil pendalaman kemarin sepertinya itu memang nanti bisa disepakati bersama," ungkap Anggota Fraksi PKS DPRD DKI tersebut.
Meski demikian, DPRD memberi catatan kepada Pemprov DKI agar dalam implementasi tarif integrasi bisa lebih bermanfaat bagi warga Jakarta.
Baca juga:
- Imbas Peralihan Jalur KRL, Penumpang TransJakarta Manggarai - Blok M Melonjak
- Setelah Viral, Pelaku Eksibisionis di Dalam Kereta KRL Rute Jatinegara - Pasar Senen Berhasil Ditangkap
- Antrean Penumpang KRL Masih Padat, KAI Commuter Sediakan Feeder Manggarai-Bekasi Sore Hari
- Minta Maaf Soal Antrean Panjang di Stasiun Manggarai, KAI Siapkan KRL Feeder Tambahan ke Angke dan Kampung Bandan
Mengingat, dengan adanya tarif yang terintegrasi, sejumlah BUMD DKI bidang transportasi bakal memerlukan suntikan subsidi yang lebih besar dari APBD DKI ketika tarif integrasi diberlakukan.
"Kita ingin agar bisa diperluas juga benefit yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Meski (subsidi) itu ada peningkatan, tapi diharapkan ketika ada stimulus seperti ini di bidang transportasi, warga DKI semakin termudahkan dalam mobilitas mereka. Sehingga, nanti pemulihan perekonomian bisa lbh cepat lagi," urainya.