Ukraina Identifikasi 600 Warga Rusia yang Diduga Lakukan Kejahatan Perang, 80 di Antaranya Mulai Diadili
JAKARTA - Ukraina telah mengidentifikasi lebih dari 600 warga Rusia yang disangka melakukan kejahatan perang, dan sekitar 80 di antaranya telah mulai diadili. Hal itu diungkapkan Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova.
"Daftar tersangka itu mencakup "petinggi militer, politikus dan agen propaganda Rusia"," katanya dalam konferensi pers di Den Haag, Belanda, dilansir dari Antara. Rabu 1 Juni.
Venediktova mengatakan Estonia, Latvia, dan Slovakia telah memutuskan untuk bergabung dengan tim investigasi internasional di Ukraina.
Tim tersebut awalnya dibentuk oleh Ukraina, Lithuania, dan Polandia pada Maret untuk melakukan pertukaran informasi dan investigasi atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan.
Mereka bekerja bersama Mahkamah Pidana Internasional (ICC), yang memulai penyelidikan atas dugaan kejahatan perang di Ukraina pada awal Maret.
Jaksa ICC Karim Khan telah mengerahkan tim beranggotakan 42 penyidik, pakar forensik, dan personel pendukung ke Ukraina.
Dia mengatakan pada Selasa bahwa ICC sedang mengusahakan pembukaan kantor di Kiev untuk mendukung penyelidikan.
Baca juga:
- Lupa Matikan Panggilan: Pasangan Ini Bercinta saat Menyaksikan Ibadah Sabat Online via Zoom, 'Tayang' Selama 45 Menit
- Ukraina Minta Senjata Jarak Jauh, Presiden AS Joe Biden: Kami Tidak akan Mengirim Roket yang Mampu Menyerang Rusia
- Puji Keputusan Presiden Biden Tidak Kirim Roket untuk Serang Rusia, Dmitry Medvedev: Masuk Akal
- Sempat Dikritik Presiden Ukraina, Uni Eropa Sepakat Embargo 90 Persen Impor Minyak Rusia
Venediktova mengatakan dukungan internasional sangat penting bagi Ukraina untuk menyelidiki semua kemungkinan kejahatan perang.
"Kita harus mengumpulkan dan melindungi semua hal dengan cara yang benar. Bukti-bukti harus bisa diterima di pengadilan mana pun," katanya.
Rusia membantah telah menarget warga sipil ataupun terlibat dalam kejahatan perang selama melancarkan agresi, yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.