Inggris Sebut Rusia Banyak Kehilangan Perwira Junior, Kekurangan Komandan Pleton dan dan Batalion
JAKARTA - Kementerian Pertahanan Inggris menyebut Rusia sepertinya kehilangan banyak perwira menengah dan perwira junior dalam konflik di Ukraina, membuat efektivitas militer Moskow lebih rendah di masa depan.
Komandan brigade dan batalion mungkin dikerahkan ke posisi paling berbahaya, tetapi, perwira junior harus memimpin tindakan taktis tingkat rendah, kata kementerian itu di Twitter dalam pembaruan Intelijen Pertahanan terbarunya.
"Dengan beberapa laporan yang kredibel tentang pemberontakan lokal di antara pasukan Rusia di Ukraina, kurangnya peleton dan komandan kompi yang berpengalaman dan kredibel kemungkinan akan mengakibatkan (dalam) penurunan lebih lanjut dalam moral dan berlanjutnya disiplin yang buruk," sebut kementerian seperti melansir Reuters 30 Mei.
Hilangnya perwira junior kemungkinan akan memperburuk masalah Rusia dalam memodernisasi komando dan kontrol militernya, sambung pihak kementerian.
"Lebih segera, kelompok taktis batalion yang dibentuk kembali di Ukraina dari beberapa unit yang selamat, kemungkinan akan kurang efektif karena kurangnya pemimpin junior," terang pernyataan itu.
Baca juga:
- Calon Komandan Pasukan NATO Pilihan Presiden Biden: Aksesi Finlandia dan Swedia Perkuat Aliansi, Geser Geometri Lawan Rusia
- Tantang Israel Soal Pawai Bendera di Yerusalem, Hamas: Mereka Dapat Menghindari Perang Jika Dihentikan
- Sindir Garis Pertahanan NATO Bisa Dipindahkan ke Laut China Selatan, Menlu Rusia: Aliansi Global akan Gagal
- Pacaran saat SMA dan Menikah 24 Tahun, Suami Guru yang Tewas dalam Penembakan SD di Texas Meninggal saat Menyiapkan Pemakaman sang Istri
Diketahui, pasukan Rusia mengintensifkan serangan pada hari Senin untuk merebut Sievierodonetsk, sebuah kota penting di wilayah Donbas tenggara Ukraina yang ditargetkan Moskow karena gagal merebut ibu kota Kyiv pada awal perang.