Dukung Perjuangan Sekaligus Rasa Hormat, Kereta di Jepang Ini Dicat dengan Warna Bendera Ukraina
JAKARTA - Ragam dukungan bagi Ukraina yang tengah berjuang menghadapi invasi Rusia, terus berdatangan dari berbagai penjuru dunia, dengan ragam bentuk yang kreatif.
Di Jepang, operator kereta di kota Takamatsu, Jepang barat mulai Selasa menjalankan kereta api dengan warna bendera Ukraina, sebagai langkah untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan untuk Kyiv.
Kereta dua gerbong yang dibungkus dengan warna kuning dan biru, yang dioperasikan oleh Takamatsu-Kotohira Electric Railroad Co., juga memuat pesan dukungan yang mengharukan.
"Kami mendukung Anda."
"Untuk operator kereta api Ukraina yang bekerja untuk melindungi kehidupan orang."
"Kami berharap untuk perdamaian dunia."
Kyoko Imai, seorang karyawan operator berusia 35 tahun yang memiliki ide untuk mewarnai kereta dengan warna bendera Ukraina, itu dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat kepada staf kereta Ukraina.
"Saya ingin melakukan sesuatu untuk menunjukkan rasa hormat kepada staf (kereta api) yang bekerja dengan mempertaruhkan nyawa mereka di Ukraina, saat invasi Rusia ke negara itu terus berlanjut," ujarnya seperti dikutip dari Kyodo News 20 April.
Baca juga:
- Sejumlah Menteri Barat Ancam Walk-Out Jika Rusia Hadir, Kemlu: Sebagai Presidensi G20, Indonesia Tidak Bisa Memaksa
- Ramadan 2022, Arab Saudi Izinkan Itikaf di Masjidil Haram Setelah Dua Tahun Ditutup: Syaratnya Vaksin Lengkap, Area Terpisah
- Ribuan Tentara Bayaran Wagner Group Dikerahkan Rusia ke Ukraina, Inggris: 3.000 Diperkirakan Tewas, 200 Gagal Jalankan Misi
- Israel Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Putin-Zelensky, Dubes Ben Zvi: Apa yang Dilakukan Turki, Bisa di Negara Kita
Operator, juga dikenal sebagai Kotoden, di Prefektur Kagawa berencana untuk menjual stiker kereta dan menyumbangkan seluruh jumlah penjualan ke Kedutaan Besar Ukraina di Jepang.
Diketahui, layanan kereta api di negara Eropa Timur telah beroperasi untuk memindahkan warga Ukraina ke tempat yang aman, mengirimkan kebutuhan sejak invasi dimulai pada 24 Februari.