Kebanyakan Melamun, Ternyata Berisiko pada Kesehatan Mental

YOGYAKARTA – Banyak studi menemukan bahwa orang yang suka melamun adalah orang cerdas. Tetapi, melamun maladaptif atau kebanyakan melamun bisa memengaruhi kesehatan mental.

Mengutip laman Sleep Foundation, Senin, 18 April, lamunan maladaptive bisa begitu mendalam dan panjang sehingga orang yang mengalaminya terpisah dari dunia di sekitar mereka. Risikonya tidak hanya pada hubungan sosial, tetapi juga pekerjaan, sekolah, tidur, hingga kehidupan sehari-hari.

Seorang pelamun maladaptif, menghabiskan 4,5 jam sehari untuk melamun. Mereka mungkin begitu asyik dengan dunia batin mereka sehignga lebih sulit berpijak dalam kenyataan. Karena lamunan yang dialami sangat menyita perhatian, sehingga lamunan maladaptif bisa menyebabkan tekanan emosional. Yang membuat sangat dilematis, terlepas dari keinginan kuat untuk melamun umumnya juga membuat seseorang merasa buruk.

Ilustrasi kebanyakan melamun atau dikenal melamun maladaptif (Unsplash/Guillaume Bolduc)

Para ahli memperkirakan sekitar 47 persen dari jam bangun, kita melintasi lamunan. Namun melamun maladaptif membuat terpisah dari kenyataan hingga mengganggu seseorang dalam melakukan tugas. Melamun maladaptif dapat berkembang sebagai strategi koping dalam menanggapi trauma. Karena dunia batin mungkin terasa lebih aman daripada pengalaman yang terjadi di luar.

Pada tahun 2002, melamun maladaptif pertama kali didefinisikan dan belum diakui dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). Prevalensi melamun maladaptif juga tidak diketahui, tetapi kondisinya lebih umum dialami orang-orang dengan kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif.

Melamun maladaptif ditandai dengan gejala lamunan yang intens dan jelas alur ceritanya, karakter, latar, lamunan dipicu oleh peristiwa dunia nyata atau rangsangan sensorik, ekspresi wajah yang tidak disadari, gerakan tubuh berulang, berbicara mengiringi lamunan, berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam, keinginan kuat untuk terus melamun, sulit fokus dan menyelesaikan tugas, sulit tidur. Lamunan yang mengganggu ini juga dibuktika beberapa studi, menemukan bahwa pelamun maladaptif cenderung memiliki imajinasi aktif sebagai anak-anak.

Untuk mengatasi melamun maladaptif belum ada pengobatan resmi. Perawatan lewat terapi dan membentuk kebiasaan sehat disarankan untuk dilakukan. Kebiasaan sehat antara lain meningkatkan kualitas tidur, mendapatkan tidur yang pas, kurangi kelelahan, berjemur matahari pada pagi hari, kurangi konsumsi minuman kafein, olahraga setiap hari dan makan dengan baik.

Selain menjalankan kebiasaan sehat, mengenali atau mengidentifikasi gejala penting dilakukan. Misalnya dengan mencatat dan membuat jurnal harian. Jika merasa kecanduan melamun dan sulit diatasi sendiri dengan dukungan orang terdekat, bicarakan dengan ahli.