Belanda Kirim Kapal Induk Karel Doorman ke Irian Barat dalam Sejarah Hari Ini, 4 April 1960
JAKARTA – Sejarah hari ini, 62 tahun yang lalu, 4 April 1960, Belanda mengirimkan kapal induk Karel Doorman ke Irian Barat. Pengiriman itu dilakukan Belanda untuk menguatkan pertahanannya. Apalagi Indonesia dan Belanda kala itu sedang memperebutkan Irian Barat.
Karenanya, kehadiran Karel Doorman dianggap sebagai sebuah tantangan. Nyali Indonesia pun tak ciut. Sebagai gantinya, Tri Komando Rakyat (Trikora) pun dikumandangkan Soekarno. Ajian itu dilakukan untuk merebut Irian Barat.
Soekarno menganggap pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia tak cukup. Bung Karno ingin sesuatu yang lain. Narasi itu disampaikan delegasi Indonesia pada Konferensi Meja Bundar pada 23 Agustrus-2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Bung Besar ingin Belanda melepaskan Irian Barat. Sebab, Irian Barat dianggapnya memiliki kedekatan dengan Indonesia.
Hasil yang didapat Indonesia sebaliknya. Belanda memang benar mengakui kedaulatan Indonesia, tapi Belanda enggan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Soekarno pun tak menyerah. Ragam perundingan dilanggengkan. Tujuannya jelas. Irian Barat harus menjadi bagian dari kedaulatan Indonesia.
Keinginan itu nyatanya bukan cuma keinginan Bung Karno belaka. Rakyat Indonesia pun menginginkan yang sama. Tindakan Belanda yang tak mau melepas Irian Barat buat rakyat Indonesia berang. Konfrontasi pun dilakukan. Sederet perusahaan berbendera Belanda di Indonesia dinasionalisasi.
Belanda pun geram bukan main dibuatnya. Mereka segera menyusun strategi untuk mengirim pesan ke Indonesia: bahwa Belanda tak akan melepas Irian Barat. Strategi itu berupa pengiriman kapal induk Karel Doorman ke Irian Barat. Tujuannya untuk menguatkan pertahanan di Irian Barat.
“Bahkan sikap Belanda semakin menjadi-jadi, terbukti pada tanggal 4 April 1960 Belanda mengirimkan kapal induk Karel Doorman ke Irian Barat dengan diikuti beberapa kapal perang lainnya. Pengiriman Karel Doorman telah mendapatkan tentangan dari dari rakyat Indonesia dan rakyat dunia lainnya. Pemerintah Jepang tidak mengizinkan kapal induk tersebut singgah di pelabuhan Jepang,” tertulis dalam buku 25 Tahun Trikora (1988).
Kehadiran kapal induk membuat sengketa Irian Barat semakin memanas. Lagi pula Belanda sendiri semakin berani mendirikan negara Boneka Papua. Gertakan Belanda tak membuat nyali Soekarno ciut. Amarah Bung Karno pun memuncak. Ia melakukan perlawanan. Imbasnya, Bung Karno mencanangkan Trikora di Alun-alun Utara, Yogyakarta pada 19 Desember 1961.
Trikora digelorakan oleh Bung Karno untuk membakar semangat rakyat Indonesia merebut kembali Irian Barat. Orang nomor satu Indonesia itu mengamanatkan upaya menggagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda, Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, dan mempertahankan keutuhan Tanah Air. Pada kemudian hari, upaya itu mampu membawa Irian Barat jadi bagian Indonesia.
“Sekarang saya tanya kepada saudara-saudara, kepada dunia internasional, mengapa pihak Belanda menjadikan Irian Barat sebagai boneka Papua. Belanda menghasut rakyat Irian Barat menjalankan satu politik memecah belah kedaulatan RI dengan mendirikan Negara Papua, mengibarkan bendera Papua, menciptakan lagu kebangsaan zoogenamde,” penggalan isi pidato Trikora Soekarno kala itu.
Baca juga:
- NICA Dibentuk Belanda dalam Sejarah Hari Ini, 3 April 1944
- Presiden Soekarno Ziarah Ke Makam Syekh Abdul Qadir Jaelani dalam Sejarah Hari Ini, 2 April 1960
- Repelita I Diresmikan Presiden Soeharto dalam Sejarah Indonesia Hari Ini, 1 April 1969
- Kolaborator Belanda dalam Sistem Tanam Paksa adalah Kepala Desa