Rusia-Ukraina Berunding di Turki, Presiden Erdogan: Penting Mencapai Gencatan Senjata dan Perdamaian Sesegera Mungkin
JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, kemajuan dalam proses perundingan damai antara Rusia dengan Ukraina di Istanbul, Selasa, membuka jalan bagi pertemuan pemimpin kedua negara.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, kepada para perunding menjelang diskusi pertama mereka dalam lebih dari dua minggu, Presiden Erdogan menyerukan gencatan senjata segera dalam perang yang dimulai bulan lalu, ketika Rusia menginvasi Ukraina.
"Terserah pihak-pihak untuk menghentikan tragedi ini. Mencapai gencatan senjata dan perdamaian sesegera mungkin adalah untuk kepentingan semua orang. Kami pikir, kami sekarang telah memasuki periode di mana hasil nyata diperlukan dari pembicaraan," ujar Presiden Erdogan, melansir Reuters 29 Maret.
"Proses negosiasi, yang telah Anda lakukan di bawah perintah para pemimpin Anda, telah meningkatkan harapan untuk perdamaian," sambung Presiden Erdogan.
Sementara itu, Kedutaan Besar Ukraina di Ankara mengatakan para kepala delegasi telah memulai pembicaraan dan diskusi akan menyusul antara delegasi penuh.
Kemarin, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, tujuan paling ambisius Ukraina pada pembicaraan Turki minggu ini adalah untuk menyetujui gencatan senjata.
Baca juga:
- Invasi Rusia Mendapat Perlawanan Sengit, 1.000 Tentara Bayaran Wagner Group Dikerahkan ke Ukraina Timur untuk Operasi Tempur
- Komentarnya Terhadap Presiden Putin Berbuntut Panjang, Presiden Biden: Saya Tidak Peduli Apa yang Dia Pikirkan
- Korban Sipil Terus Bertambah Meski Berhasil Menahan Invasi Pasukan Rusia, Ukraina Targetkan Gencatan Senjata
- Tembus Pertahanan Brigade Lintas Udara Ukraina Sejauh Dua Kilometer, Pasukan Rusia Capai Pinggiran Selatan Novoselovka
Sedangkan, seorang pejabat senior AS mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya tidak siap berkompromi untuk mengakhiri perang.
Diketahui, Turki yang merupakan anggota NATO, berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, memiliki hubungan baik dengan keduanya dan telah menawarkan untuk menengahi konflik. Sementara menyebut invasi Moskow tidak dapat diterima, Ankara juga menentang sanksi Barat.