Komentarnya Terhadap Presiden Putin Berbuntut Panjang, Presiden Biden: Saya Tidak Peduli Apa yang Dia Pikirkan
Pertemuan Presiden Joe Biden dan Presiden Vladimir Putin di Jenewa, Swiss. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Komentar Presiden Amerika Serikat Joe Biden terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin saat berkunjung ke Eropa pekan lalu berbuntut panjang, setelah menuai respon keras dari Moskow dan sejumlah pihak.

Presiden Biden pada Hari Senin mengatakan, pernyataannya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin seharusnya tidak tetap berkuasa, mencerminkan kemarahan moralnya sendiri atas invasi Rusia ke Ukraina, bukan perubahan kebijakan AS.

Presiden Biden menghadapi tekanan untuk berbicara tentang komentar itu setelah menimbulkan banjir pertanyaan, apakah Amerika Serikat telah berubah menjadi kebijakan yang mencari perubahan rezim di Moskow.

"Saya tidak mengartikulasikan sebagai perubahan kebijakan saat itu maupun sekarang. Saya mengungkapkan kemarahan moral yang saya rasakan, dan saya tidak meminta maaf," katanya kepada wartawan di Gedung Putih, melansir Reuters 29 Maret.

Dia mengatakan, ledakannya yang dibuat di akhir pidato utama tentang Ukraina di Warsawa pada Hari Sabtu, didorong oleh kunjungan emosional yang dia lakukan ke tempat pengungsi dan bertemu dengan keluarga yang terlantar akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Diketahui, di akhir pidatonya di ibu kota Polandia, Biden menambahkan kalimat tanpa naskah, mengatakan bahwa Putin "tidak dapat tetap berkuasa." Pejabat pemerintah bergegas untuk mengklarifikasi setelah itu bahwa Gedung Putih tidak mengadvokasi perubahan rezim di Rusia.

Meski demikian, Presiden Biden pada Hari Senin mengatakan bahwa dia "tidak berjalan mundur" dengan mengklarifikasi pernyataan itu. Ditanya apakah pernyataan itu akan memicu tanggapan negatif dari Presiden Putin, dian berkata, "Saya tidak peduli apa yang dia pikirkan. Dia akan melakukan apa yang akan dia lakukan."

Tetapi, Presiden Biden sekali lagi menyarankan agar PresidenPutin tidak memimpin Rusia. Jika Putin "melanjutkan jalurnya, dia akan menjadi paria di seluruh dunia dan siapa yang tahu akan menjadi apa dia di rumah dalam hal dukungan," kata Biden.

Namun, Presiden Biden tidak mengenyampingkan pertemuan dengan Presiden Putin, dengan mengatakan "itu tergantung" pada apa yang ingin dia bicarakan.

Sebelumnya, Presiden Biden awal bulan ini menggambarkan Presiden Putin sebagai 'penjahat perang', atas perannya dalam konflik di mana banyak warga sipil Ukraina tewas.

Dia mengatakan pernyataannya pada Hari Sabtu tentang Putin ditujukan untuk audiensi Rusia.

"Bagian terakhir dari pidato itu adalah berbicara dengan orang-orang Rusia. Saya mengomunikasikan ini tidak hanya kepada orang-orang Rusia, tetapi seluruh dunia. Ini hanya menyatakan fakta sederhana bahwa perilaku semacam ini sama sekali tidak dapat diterima. Benar-benar tidak dapat diterima," tukasnya.

Kremlin sendiri mengkritik komentar yang disampaikan Presiden Biden, menilai hal tersebut harusnya tidak terjadi.

"Seorang pemimpin negara harus mengendalikan emosinya," kata juru bicara Kremlin Dmytry Peskov mengomentari pernyataan terbaru dari Presiden AS, dikutip dari TASS.