Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Hari Rabu, dia lebih memilih Joe Biden daripada Donald Trump, namun tetap bersedia bekerja sama dengan siapa pun yang kelak menjadi Presiden Amerika Serikat.

Dalam wawancara dengan Pavel Zarubin, Presiden Putin ditanya siapa yang "lebih baik bagi kita" di antara Joe Biden yang merupakan politisi Demokrat, atau Donald Trump dari Republik, jelang Pemilu Presiden AS pada November mendatang.

"Biden. Dia adalah orang yang lebih berpengalaman dan mudah ditebak, politisi jadul," jawab Putin tanpa ragu, melansir Reuters 15 Februari.

Ini adalah pertama kalinya Putin berkomentar secara terbuka mengenai Pemilu Amerika Serikat 2024, di mana Biden dan Trump diperkirakan akan kembali bersaing dalam pemilihan untuk kedua kalinya berturut-turut.

Di tengah ketidakpastian politik yang tinggi di Negeri Paman Sam, sementara hubungan kedua negara berada pada titik terendah selama lebih dari 60 tahun, komentar Putin dianggap sebagai kenakalan dibandingkan dianggap sekadar omong kosong belaka.

"Tetapi kami akan bekerja sama dengan presiden AS mana pun yang dipercaya oleh rakyat Amerika," kata Presiden Putin.

Presiden Biden diketahui telah memimpin respons Barat terhadap invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, termasuk perluasan aliansi NATO, penerapan gelombang sanksi berturut-turut terhadap Moskow, hingga penyediaan bantuan dan senjata senilai miliaran dolar ke Kyiv.

Putin membiarkan dirinya memberikan pendapat mengenai kedua kandidat tersebut, bahkan membahas masalah sensitif kesehatan mental Presiden Biden, meskipun ia mengatakan campur tangan dalam kampanye adalah tindakan yang salah.

"Ketika saya bertemu Biden di Swiss, benar, itu terjadi beberapa tahun, tiga tahun lalu, orang-orang sudah mengatakan dia tidak sanggup melakukannya. Saya tidak melihat hal semacam itu," kata Putin.

Tak hanya itu, ia pun tidak mengambil pusing peristiwa ketika kepala Presiden Biden terbentur saat keluar dari helikopter Juni tahun lalu.

"Yah, siapa di antara kita yang belum pernah membenturkan kepalanya ke suatu tempat?" kata Presiden Putin.

Sementara, merujuk keengganan Trump untuk mengkritik Putin pada masa jabatan pertamanya dan komentar-komentarnya baru-baru ini, termasuk soal serangan terhadap anggota NATO yang tidak memenuhi kewajiban finansialnya, banyak yan percaya Trump akan memberikan hubungan yang lebih mudah dengan Pemimpin Kremlin.

Trump, katanya, "telah disebut sebagai politisi non-sistemik; ia memiliki pandangannya sendiri mengenai topik bagaimana Amerika Serikat harus mengembangkan hubungan dengan sekutu-sekutunya."

Diketahui, Putin telah menjabat sebagai presiden atau perdana menteri sejak tahun 1999. Dia dipastikan akan memenangkan masa jabatan enam tahun baru dalam pemilu bulan depan, saat dua kandidat yang menentang perang di Ukraina telah didiskualifikasi karena menunjukkan dokumen yang tidak valid.