Bagikan:

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan, dirinya menjalin kerja sama dengan Rusia dan mempercayainya, seperti halnya ia mempercayai Barat.

"Saya tidak punya alasan untuk tidak mempercayai mereka (Rusia). Seperti halnya Barat yang dapat diandalkan, Rusia juga dapat diandalkan. Selama 50 tahun terakhir kami telah berdiri di ambang pintu Uni Eropa dan saat ini saya mempercayai Rusia tidak kurang dari Barat," kata pemimpin Turki itu dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh PBS, melansir TASS 19 September.

"Setengah dari pengiriman gas alam kami berasal dari Rusia, sebuah tanda solidaritas kami. Kami mengambil langkah bersama ke depan dan kami juga bekerja sama dalam industri pertahanan. Kita bisa melakukan semua ini bersama dengan Rusia," ungkap Presiden Erdogan.

Lebih jauh Presiden Erdogan mengatakan, Ankara dan negara-negara anggota Uni Eropa memiliki posisi yang berbeda terhadap Rusia.

"Rusia adalah salah satu tetangga terdekat saya. Dan kami memiliki sejarah yang sama," ujar Presiden Erdogan.

Ia juga berpendapat, konflik di Ukraina "dapat terus berlanjut untuk waktu yang lama." Meskipun begitu, Turki berharap bahwa "konflik ini akan berakhir sesegera mungkin," tambah presiden.

Presiden Erdogan juga menekankan, Moskow "benar-benar berpegang pada posisi untuk mengakhiri konflik ini sesegera mungkin".

Diberitakan sebelumnya, Presiden Erdogan mengatakan tidak ada pihak yang kalah jika perdamaian terwujud di Ukraina seiring dengan berakhirnya perang, sebaliknya itu menjadi kemenangan semua pihak.

Presiden Erdogan telah berulang kali mengatakan bahwa Ankara mendukung Moskow dan Kyiv kembali ke Istanbul untuk melakukan pembicaraan. Kedua belah pihak terakhir kali mengadakan perundingan pada Maret 2022.

Terbaru, Pemerintah Ankara mengonfirmasi kesiapannya untuk secara aktif memfasilitasi proses pencapaian perjanjian gencatan senjata pihak-pihak yang bertikai di Ukraina, kata Kementerian Pertahanan Turki.

"Kami memantau dengan cermat peristiwa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, yang secara serius mengancam keamanan kawasan kami dan seluruh dunia," lapor surat kabar Hurriyet mengutip kementerian.

"Kami menegaskan kesiapan kami untuk memainkan peran aktif dan membantu dalam memastikan gencatan senjata dan perdamaian yang stabil, serta menyediakan dukungan komprehensif dalam meringankan krisis kemanusiaan," lanjut kementerian, yang mengatakan itu setelah Presiden Erdogan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Sochi pada 4 September lalu.