Main di Klub Tokyo Verdy: Prestasi di Lapangan Lebih Penting Bagi Pratama Arhan, Bukan Sekedar Terkenal di Media Sosial
JAKARTA - Setelah resmi bergabung dengan klub J2 League, Tokyo Verdy, kehadiran Pratama Arhan di klub Jepang itu memberikan dampak signifikan terhadap jumlah pengikut di Instagram klub. Bukan cuma itu, pengikut baru yang mayoritas warga Indonesia juga kerap beramah-tamah dengan pemain Tokyo Verdy lainnya lewat kolom komentar.
Salah satu pemain Tokyo Verdy yang merasakan dampak itu adalah Junki Koike. Sang gelandang mengaku ramai disapa netizen Indonesia sejak kehadiran Arhan di klub.
Meski menyambut baik hal itu, tapi Koike juga mengaku bingung harus membalas komentar netizen itu dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Kebingungan itu diungkap Koike lewat unggah di akun Twitter pribadinya.
"Saya mendapatkan banyak komentar dari orang Indonesia di Instagram, tetapi apakah saya harus memasukkan kalimat dalam bahasa Indonesia atau Inggris?” tulis Koike.
“Saya khawatir membalasnya, saya tidak tahu apakah terjemahannya benar ketika saya menggunakan terjemahannya,” lanjut sang gelandang.
Pesepakbola Indonesia Keempat di Liga Jepang
Arhan adalah pesepakbola keempat dari Indonesia yang bemain di klub profesional Jepang. Pemain pertama yang merumput di Negeri Sakura adalah Almarhum Ricky Yacob. Tahun 1988 Ricky dikontrak klub Matsushita FC Osaka, yang saat ini bernama Gamba Osaka dan bermain di J1 League.
Kiprah Ricky tak bertahan lama di sana. Dia hanya sempat empat kali bermain membela Matsushita dengan mencetak satu gol, sebelum akhirnya dipulangkan ke Indonesia. Alasan Ricky saat itu karena sulit menyesuaikan dengan kondisi cuaca di Jepang. Ricky meninggal pada 21 November 2020 dalam ibat usia 57 tahun, akibat serangan jantung saat bermain sepak bola di lapangan ABC Senayan, Jakarta.
Petualangan pemain Indonesia di Liga Jepang selanjutnya baru terjadi di tahun 2014, ketika Irfan Bachdim diboyong klub J1 League Ventforet Kofu. Namun Irfan gagal menampilkan permainan terbaik, dan lebih sering mendekam sebagai cadangan. Pesepakbola yang sebelumnya berwarga negara Belanda tersebut pada 2015 lantas bergabung ke Consadole Sapporo, yang merupakan klub anggota J2 League.
Sempat moncer di Sapporo dengan bermain sebanyak 95 kali dan melesakkan 12 gol, nasib baik Irfan tak berlanjut di tahun berikutnya. Tahun 2016 dia lebih banyak dibangkucadangkan, dan hanya dua kali bermain sebelum akhirnya kembali ke Indonesia.
Pemain Indonesia Stefano Lilipaly juga pernah bermain di Consadole Sapporo pada 2014, tetapi kiprahnya gagal. Gelandang serang yang sebelum menjadi WNI adalah Warga Negara Belanda itu hanya setahun di Jepang, dan pada 2015 pergi Belanda untuk bermain di klub Telstar. Stefano kini bermain untuk Bali United di Liga 1.
Harus Lebih Baik
Sebagai pesepakbola muda masa kini, Arhan yang masih berusia 20 tahun seharusnya bisa lebih baik dari Ricky, Irfan, dan Stefano. Kebugaran fisik dan permainan apik, ditunjang popularitas di media sosial adalah bekal yang seharusnya dimanfaatkan Arhan dengan maksimal.
Baca juga:
- Efek Kehadiran Pratama Arhan, Gelandang Tokyo Verdy Ramai Disapa Netizen Indonesia Sampai Bingung
- Mengerikan, Indonesia Sudah Darurat Sampah Plastik: Sehari Mencapai 64 Juta Ton, Nomor Dua Terbesar di Dunia
- Ini Masalah Serius: Penerbangan Hantu di Eropa Selama Pandemi COVID-19 Hasilkan 2,1 Juta Ton CO2
- Belum Ada Bukti Pemain Naturalisasi Membuahkan Prestasi
Jangan sampai Arhan hanya gegap gempita di media sosial, namun di lapangan dia justru tenggelam. Perbedaan budaya, cuaca, makanan, adalah halangan yang Arhan lewati. Kalau dia mampu melewati semua hambatan, niscaya namanya akan semakin menggegerkan jagat media sosial. Namun jika dia gagal bersinar, jangan heran jika nyinyiran yang bakal didapatkan.
Perlu Punya Mentor
Arhan mungkin harus menjalin kedekatan dengan Koike, sebagai pemain asli Jepang yang antusias menyambut kedatangannya di Tokyo Verdy. Bahkan Arhan bisa meminta Koike untuk menjadi mentor.
Koike sendiri merupakan pemain Tokyo Verdy yang menyambut antusias kedatangan Arhan. Sebagai gelandang senior yang serba bisa, ia merasa tersanjung atas dukungan yang muncul dari masyarakat Indonesia pada ia dan klubnya.
Maka dari itu, Koike bertekad memberikan yang terbaik pada klub sebagai balasan untuk pendukung. Ia juga ingin terus bekerjasama dengan Arhan dan tak lupa mengucapkan terimakasih.
“Saya menerima banyak pesan dari Indonesia. Arhan dicintai. Saya akan melakukan yang terbaik bersama-sama ketika dia (Arhan) datang ke Jepang. Terima kasih atas dukungan Anda!" tulis Koike melanjutkan.
Terlepas dari tanggapan sang gelandang, Koike menjadi salah satu senior di klub yang diharapkan bisa memberi contoh kepada pemain muda seperti Arhan. Dengan pengalaman membela beberapa klub top Liga Jepang seperti Urawa Reds, Yokohama FC, dan JEF United Chiba membuat Keiko pantas menjadi kiblat para pemain muda.
Selama berseragam Tokyo Verdy, Koike sendiri sudah tampil dalam 185 pertandingan di semua ajang dengan kontribusi 48 gol dan 24 assist. Ia sudah membela klub ibukota Jepang itu sejak musim 2018/2019. Ia juga pernah berseragam Verdy selama satu tahun pada 2011-2012.
Sementara itu, kehadiran Arhan membuat Tokyo Verdy menjadi klub Jepang pertama yang melewati torehan 300 ribu pengikut di Instagram. Jumlah itu melampaui pengikut Vissel Kobe sebagai klub dengan followers terbanyak di Jepang. Sebelum Pratama Arhan datang, akun Instagram Tokyo Verdy hanya diikuti 43.000 pengikut.