JAKARTA - Saat ini varian COVID-19, Omicron mulai berpengaruh pada penerbangan di dunia. Berbagai maskapai terpaksa menerbangkan pesawat yang sepi penumpang. Bahkan hampir kosong!
Permintaan yang rendah di masa pandemi ini membuat maskapai sering disebut memiliki penerbangan hantu karena sepinya penumpang. Maskapai penerbangan asal Jerman, misalnya, Lufthansa telah membatalkan 33.000 perjalanan atau 10 persen dari penerbangan musim dingin. Maskapai ini pun hanya memberangkatkan 18.000 penerbangan dengan kondisi hampir kosong.
Namun, fenomena itu masih terjadi hingga sekarang. Mengapa? Menurut Paul Steele dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), masih ada begitu banyak pesawat kosong atau hampir kosong melintasi cakrawala. Karena jadwal maskapai tetap terikat pada kewajiban kontrak agar terus terbang.
Alasan maskapai terus mengoperasikan penerbangan hantu nan mahal ini adalah karena industri terlibat dalam permainan slot yang berisiko. Bahkan ketika tidak ada penumpang, maskapai masih melindungi slot mereka.
“Slot adalah aset yang sangat berharga bagi maskapai penerbangan. Maskapai yang mengurangi penggunaan slot berisiko kehilangan. Itulah sebab pesawat mungkin masih dioperasikan bahkan ketika hampir tidak ada orang yang terbang di dalamnya. Dan itulah mengapa slot penerbangan bak debu emas,” katanya.
Penerbangan tanpa penumpang tetapi masih membakar bahan bakar dalam perjalanan hantu mereka menjadi istilah yang akrab pada hari-hari awal pandemi dan terus dipertahankan selama dua tahun terakhir.
Menurut analisa terbaru Greenpeace, hampir dua tahun berlalu, pesawat-pesawat komersil masih menghantui langit di atas kita. Faktanya, ada lebih dari 100 ribu penerbangan hantu akan berlayar di atas langit Eropa di musim dingin ini.
Setara CO2 dari 1,4 Juta Mobil
Menurut Greenpeace, kerusakan iklim karena aktivitas penerbangan kosong ini setara dengan emisi tahunan lebih dari 1,4 juta mobil. Greenpeace memperhitungkan jumlah total penerbangan hantu Eropa akan menghasilkan 2,1 juta ton CO2.
Analisis tersebut telah memicu gelombang kemarahan. Juru kampanye Greta Thunberg menegaskan bahwa Brussels Airlines (bagian dari grup Lufthansa) memiliki 3.000 penerbangan yang tidak perlu untuk mempertahankan slot bandara. Angka-angka Greenpeace berasal dari wawancara bulan Desember dengan CEO Lufthansa, Carsten Spohr.
Di Inggris sebuah petisi diluncurkan, meminta pemerintah untuk menghentikan penerbangan yang tidak berpenghuni. Industri penerbangan berjanji pada pertemuan tahunan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2050.
“Beberapa maskapai penerbangan mengklaim mereka dipaksa untuk menjalankan volume penerbangan kosong yang tinggi untuk mempertahankan hak penggunaan slot bandara. Sama sekali tidak ada alasan mengapa ini harus menjadi kenyataan," kata Olivier Jankovec, direktur jenderal Badan perdagangan bandara Airports Council International (ACI )EUROPE, dalam siaran pers.
"Pembicaraan tentang penerbangan hantu, dan dampak lingkungannya, tampaknya mengisyaratkan skenario kiamat yang tidak memiliki tempat dalam kenyataan. Mari kita tetap pada tugas penting untuk memulihkan dan membangun kembali bersama,"katanya.
Dan sejumlah maskapai masih menerbangkan pesawat kosong, menjaga kursi tetap hangat untuk industri yang tidak akan sepenuhnya kembali sampai pandemi COVID-19 benar-benar berakhir.