Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak tiga proyek strategis Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk berpotensi menekan emisi karbon hingga lima juta ton CO2 per tahun.

Direktur Sales dan Operasi PGN, Faris Azis mengatakan, pihaknya berkomitmen melakukan penguatan pasokan gas dan perluasan infrastruktur gas bumi sebagai energi transisi yang berkelanjutan.

"Komitmen tersebut juga mengutamakan pembangunan rendah emisi untuk mendukung program pemerintah mencapai netral karbon pada 2060," kata Faris dikutip dari Antara, Jumat 10 Juni.

Ia menyebutkan, ketiga proyek strategis PGN tersebut adalah regasifikasi pembangkit listrik, gasifikasi kilang, dan jaringan gas rumah tangga (jargas).

"Ketiga proyek itu bisa menekan emisi sekitar lima juta ton CO2 tiap tahunnya," ujarnya.

Proyek-proyek unggulan itu akan mengakselerasi proses transisi bahan bakar fosil ke energi bersih gas bumi.

Faris merinci proyek regasifikasi pembangkit listrik sebagian besar berada di wilayah timur Indonesia.

Berdasarkan Kepmen ESDM No 2 Tahun 2022, regasifikasi pembangkit dilakukan di 33 lokasi dengan total kapasitas 1.198 MW dan penggunaan gas bumi 83,74 BBTUD.

"Melalui proyek regasifikasi yaitu mengonversi penggunaan BBM dan batu bara menggunakan gas bumi pada penggunaan listrik, maka PGN optimistis mencapai net zero emission. Apabila regasifikasi ini bisa dilakukan secara penuh akan menekan emisi 650.000 ton CO2 tiap tahunnya," jelasnya.

Untuk proyek gasifikasi kilang, menurut Fariz, berjalan di Dumai, Plaju, Balongan, Cilacap, TPPI, Tuban, dan Balikpapan.

"Semoga kami bisa mewujudkan proyek-proyek tersebut yang memberikan multibenefit yaitu gas sebagai energi bersih bisa hadir menggantikan bahan bakar fosil. Dengan total 560 BBTUD untuk gasifikasi refinery dapat menekan emisi karbon sampai 4,3 juta ton CO2 per tahun," ujar Faris.

Proyek strategis ketiga PGN adalah pemanfaatan gas bumi di sektor rumah tangga.

Hingga kini, PGN telah menghadirkan solusi energi yang berkelanjutan, bersih, dan mudah di akses 24 jam penuh pada 750.000 sambungan jargas di 17 provinsi dan 67 kota dan kabupaten.

"Target melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) adalah empat juta sambungan rumah tangga pada 2024. Satu juta jaringan gas untuk sektor rumah tangga, dapat menekan emisi karbon hingga 60.000 CO2 tiap tahunnya. Program ini juga dapat membantu pemerintah menurunkan impor elpiji dan menekan biaya subsidi energi," katanya.

PGN pun optimistis pemanfaatan gas bumi pascapandemi COVID-19 di Indonesia akan meningkat.

"Gas bumi merupakan energi fosil paling bersih dan sangat tepat untuk dimanfaatkan di proses transisi energi," sebut Faris.