Bagikan:

JAKARTA - Pertamina Power Indonesia sebagai Subholding Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Perum Perhutani menandatangani Head of Agreement (HoA) kerja sama pengembangan proyek Nature Based Solution (NBS).

Penandatanganan HOA tersebut merupakan sinergi mendorong percepatan pencapaian Nationally Determined Contribution Indonesia tahun 2030 serta visi Net Zero Emission di lingkup Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Wakil Menteri I BUMN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, proyek NBS bertujuan untuk mengintensifkan kegiatan pelestarian hutan guna mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan serta memberikan dampak positif bagi penyerapan emisi karbon dan keanekaragaman lingkungan.

Pahala menambahkan, pembentukan perusahaan NBS dan kerja sama antara Perhutani dan Pertamina NRE merupakan satu dari inisiatif strategis Kementerian BUMN untuk mendukung dekarbonisasi.

"Adanya NBS kita berharap bisa menjaga lingkungan di sekitar kita. Kita mendorong adanya energi baru terbarukan, yang berkaitan dengan sektor energi mengingat sebagai salah satu penghasil emisi terbesar," kata Pahala kepada wartawan, Selasa, 21 Juni.

Menuru Pahala, Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia, dengan luasan hutan serta kekayaan dan keanekaragaman hayati yang dimiliki.

Indonesia didorong untuk menurunkan emisi, dengan target sampai dengan 29 persen dalam waktu 10 tahun di 2030 nantinya.

"Tentunya kita berharap proyek NBS untuk dapat memanfaatkan, mengelola, serta melestarikan wilayah hutan dengan potensi pengembangannya yang dalam hal ini Perhutani beserta anak perusahaannya berperan sebagai penyedia lahan (land co) sementara Pertamina NRE sebagai pengelola bisnis NBS melalui NBS co," ujar Pahala.

Sementara itu, Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro

menuturkan Pertamina NRE mendapat amanah untuk mengawal transisi energi Pertamina.

Pertamina NRE juga terus berupaya untuk meningkatkan utilisasi EBT di internal Pertamina, serta mengembangkan solusi dekarbonisasi seperti EV ecosystem, green hydrogen, dan energy efficiency sebagai upaya untuk dapat mencapai target penurunan emisi Pertamina Group.

Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut serta kolaborasi dengan Perhutani Group dapat mendukung aspirasi Net Zero Emission Pertamina pada tahun 2060.

Pertamina juga berperan aktif dalam menyukseskan Presidensi G20 khususnya dalam isu transisi energi berkelanjutan.

“Salah satu fokus bisnis kami adalah low carbon solutions di mana nature based solutions menjadi salah satu proyek utamanya. Proyek ini sangat berpotensi untuk mendukung target net zero emission. Untuk itu kami sangat antusias dengan kolaborasi dengan Perhutani yang memegang konsesi kehutanan negara,” tutur Dannif.

Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial Perhutani Natalas Anis Harjanto menambahkan, selain menekan laju penggundulan hutan atau deforestasi, tujuan kerja sama tersebut adalah memperluas tutupan lahan yang akan meningkatkan kemampuan kawasan hutan untuk menyerap emisi gas rumah kaca.

“Sudah teridentifikasi sebanyak 9 calon lokasi di wilayah kawasan hutan milik Perhutani Group yang akan menjadi objek dan lokasi dari project ini. Ke 9 calon lokasi ini lebih lanjut akan dilakukan FS utk mengetahui kelayakan project dari khususnya terkait dampak terhadap lingkungan serta sisi finansial maupun operasional,” ujarnya.

Natalas menambahkan, berdasarkan hasil Pre FS, NBS Project pada ke-9 lokasi ini akan mampu menghasilkan karbon kredit lebih dari 11,6 juta ton CO2 per tahun, sehingga dengan skema bisnis yang tepat, maka project ini akan mampu menjadi bisnis baru yang memberikan nilai tambah pada kedua belah pihak.

Adapun upaya dekarbonisasi yang akan dilaksanakan oleh Perum Perhutani, lanjut Natalas, yaitu menekan atau mengurangi kerusakan hutan dan meningkatkan rehabilitasi lahan, menekan kebakaran hutan, mengganti penggunaan Marine Fuel Oil (MFO) menjadi Compressed Nature Gas (CNG) pada industri hasil hutan.

Selain itu, di bidang tanaman Perhutani juga mengurangi penggunaan pupuk anorganik.

Untuk NBS merupakan salah satu solusi yang mengacu pada pengelolaan dan optimasi sumber daya alam yang berkelanjutan melalui rekonfigurasi pengelolaan.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penanaman bersama bibit pohon damar di wilayah Sentul Eco Edu Tourism Forest sebagai simbolis dimulainya kerja sama antara Pertamina NRE dan Perhutani.