JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) akan mengembangkan soda ash dan clean ammonia dalam rangka menerapkan ekonomi sirkuler (circular economy) yang ramah lingkungan.
"Ke depannya seperti apa? Efisiensi dan optimasi pabrik pupuk tentu akan tetap kita lakukan sebagai prioritas. Kemudian kita juga akan mengembangkan circular economy yakni memproduksi soda ash," ujar Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan dilansir ANTARA, Kamis, 4 Juli.
Dikatakan Jamsaton, Indonesia sampai sekarang masih mengimpor soda ash sekitar 1 juta ton per tahun.
"Bahan baku dari soda ash ini adalah CO2 salah satunya, jadi waktu pabrik kita membuat amonia yang menghasilkan emisi CO2 itu kita serap emisinya untuk menjadi bahan baku bagi soda ash," tuturnya.
Menurut dia, Pupuk Indonesia melakukan daur ulang (recycle) emisi CO2 tersebut untuk menjadi bahan baku produk soda ash.
Dengan demikian, lanjut Jamsaton, hal ini dapat mensubstitusi impor soda ash Indonesia sekitar 1 juta ton per tahun.
"Kita membangun dua pabrik, satu di Bontang, Kalimantan Timur dan satu lagi di Gresik, Jawa Timur. Sehingga nanti dengan adanya dua pabrik ini maka kita akan menyerap cukup banyak emisi CO2 yang kita hasilkan," katanya.
Selain soda ash, pihaknya akan mengembangkan clean ammonia.
Clean ammonia terdiri dari green ammonia dan blue ammonia.
Untuk yang green ammonia, Pupuk Indonesia akan melakukan elektrolisa air menjadi hidrogen kemudian dikonversi menjadi ammonia.
Ke depannya, kata dia, jika skala ekonominya sudah masuk maka Pupuk Indonesia tidak membutuhkan gas lagi dan hanya memerlukan air serta tenaga listrik dari energi baru terbarukan seperti panas bumi atau hidropower.
"Skala ekonomi ini yang sekarang teknologinya masih belum masuk kalau kita bandingkan dengan menggunakan gas atau energi fosil. Tapi kita memiliki keyakinan bahwa teknologi akan berkembang sehingga akan ada satu titik keseimbangan di mana keekonomiannya bisa masuk," kata Jamsaton.
BACA JUGA:
Pupuk Indonesia akan mengembangkan green ammonia di Aceh, dan hasilnya yakni green ammonia dapat diekspor atau digunakan bagi kebutuhan di dalam negeri.
Selanjutnya Pupuk Indonesia juga akan mengembangkan blue ammonia di mana untuk blue ammonia ini nanti emisi CO2 akan dimasukkan ke reservoir kosong.
Dalam pengembangan blue ammonia ini, Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Chevron di Kalimantan untuk mencari reservoir yang kosong.
Kemudian di Jawa Barat, Pupuk Indonesia juga bekerja sama dengan Mitsubishi dan Pertamina.
"Jadi kita sudah mempersiapkan diri masuk ke dalam ekonomi sirkuler," kata Jamsaton Nababan.